Ahad 18 Feb 2018 10:35 WIB

Santri Bisa Jadi Apa Pun

Santri memiliki potensi yang besar bagi umat dan bangsa.

Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi memberikan tausiyah di Pondok Pesantren Al Hidayat, Lasem, Rembang, Jawa Tengah, Ahad (18/2).
Foto: Muhammad Nursyamsyi / Republika
Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi memberikan tausiyah di Pondok Pesantren Al Hidayat, Lasem, Rembang, Jawa Tengah, Ahad (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, REMBANG -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGB Muhammad Zainul Majdi berpesan para santri belajar dengan sungguh-sungguh. Menurut TGB, konsentrasi penuh mutlak dibutuhkan dalam melakukan hal apapun, termasuk dalam menuntut ilmu.

"Melakukan hal yang besar harus fokus, jangan setengah setengah. Kata ilmu, kasih semua dari kamu, akan aku kasih sebagian dari kami. Bukan sebaliknya," ujar TGB saat memberikan tausiyah di Pondok Pesantren Al Hidayat, Rembang, Jawa Tengah, Ahad (18/2).

TGB yang juga berasal dari dunia pondok pesantren (ponpes) menilai, santri memiliki potensi yang besar bagi umat dan bangsa. TGB menyampaikan, santri bisa menjadi apapun yang diinginkan selama ada usaha dan tekad yang kuat, meski terkadang dipandang sebelah mata.

photo
Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi memberikan tausiyah di Pondok Pesantren Al Hidayat, Lasem, Rembang, Jawa Tengah, Ahad (18/2). (Muhammad Nursyamsyi / Republika)

TGB berkisah, saat pertama kali maju pada Pilgub NTB 2008. Banyak yang meragukan TGB keluar sebagai pemenang. Pasalnya, kata TGB, kompetitornya merupakan nama-nama yang lebih diunggulkan daripada dia yang datang dari kalangan santri.

"2008 saya diminta (pilgub NTB), tidak ada yang memandang, jangankan (memandang) dua mata, sebelah mata pun tidak karena ada pejawat, pejabat dari Kemenag, dan Sekda. Tiba-tiba ada santri ikut. Belum pernah ada sejarah santri memimpin di NTB," ucap TGB.

Bahkan, lanjut TGB, banyak juga para santri yang kaget dan sedikit meragukan. Namun pada akhirnya, sejarah mencatat TGB sebagai gubernur dari kalangan santri dan juga menjadi gubernur termuda saat itu hingga dua periode.

"Hal ini menunjukan santri bisa berkhidmat di mana saja. Kalian bisa jadi apa saja, mau jadi ilmuwan, dokter, pejabat pemerintah yang penting kalian tahu jalurnya, ikuti prosesnya. Hasil tidak akan mengkhianati proses," kata TGB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement