Jumat 16 Feb 2018 02:21 WIB

Tak terciptanya Keadilan pada Pemuka Agama

Ketidakadilan sengaja diciptakan untuk membuat umat Islam sakit hati dan marah.

Rep: umi nur fadhilah/ Red: Esthi Maharani
Para pelayat tengah menyolatkan Ustaz Prawoto yang meninggal akibat dianiaya di mesjid Al Muhajirin Jalan Burujul, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Kamis (1/2)
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Para pelayat tengah menyolatkan Ustaz Prawoto yang meninggal akibat dianiaya di mesjid Al Muhajirin Jalan Burujul, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Kamis (1/2)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ustaz Fadlan Garamatan menyebut kekerasan terhadap pemuka agama bukan hal baru di Indonesia. Menurut dia, hal serupa pernah dilakukan oleh komunis di Indonesia.

Ia beranggapan, yang menjadi permasalahan kekerasan terhadap pemuka agama, yakni tak terciptanya keadilan. "Sekarang ini terulang lagi. Yang jadi persoalan, tak terciptanya keadilan," kata dia di Jakarta beberapa waktu lalu.

Ia menilai tak adanya keadilan yang merata, sengaja diciptakan untuk membuat umat Islam sakit hati dan marah. Ia mencontohkan, saat ada ulama dibunuh, tak ada aparat penegak hukum yang dibayar negara, mengambil sikap menjaga warga negara yang berprofesi sebagai ulama.

Padahal, Uztaz Fadlan mengingatkan, tugas negara adalah menciptakan ketertiban umum pada siapa saja tanpa memandang status sosial. Ia beranggapan kondisi tersebut sengaja diciptakan, justru untuk membuat umat ketakutan.

"Karena di politik ini, sehingga ini bagimana cara mengalihkan perhatian sehingga umat merasa ketakutan," tutur dia.

Ia mengingatkan sebagai orang Indonesia, maka semua orang harus menciptakan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pun pada aparat penegak hukum, mereka harus menunjukkan fungsinya agar warga merasa terlindungi di negaranya sendiri.

"Kalau tidak, umat akan mengambil sikap sendiri pada ketidakpercayaan akibat ketidakadilan itu," ujar dia.

Ustaz Fadlan menegaskan menciptakan keamanan dan keadilan bertujuan memberi semangat menjaga dan menata bangsa Indonesia dengan kekurangan yang sudah terjadi.

"Jangan terulang lagi. Ini yang perlu dijaga oleh kita. Apa yang sudah terjadi, mari jadi pelajaran," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement