Rabu 14 Feb 2018 15:33 WIB

Arifin Ilham: Penyerangan Agama, Masyarakat Perlu Waspada

Arifin menduga ada unsur skenario yang terstruktur untuk menghancurkan bangsa ini.

Rep: Novita Intan/ Red: Agus Yulianto
Ustadz Muhammad Arifin Ilham.
Foto: Dok Azzikra
Ustadz Muhammad Arifin Ilham.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Awal 2018 menjadi tahun muram bagi kehidupan beragama di Tanah Air. Sejumlah ulama, ustaz, dan pendeta beserta sarana ibadahnya diserang oleh orang gila.

Kondisi itu menyebabkan Ustaz Muhammad Arifin Ilham merasa prihatin. Ia pun meminta umat beragama tetap waspada menghadapi kejadian yang beruntun tersebut. Sebab, ia menduga, ada unsur skenario yang terstruktur untuk menghancurkan bangsa ini.

"Semua harus waspada tidak hanya soal penyerangan ini saja, setiap momentum siap siaga. Ini jelas provokatif sekali, terstruktur punya agenda yang luar biasa menghancurkan negeri ini," ujarnya kepada Republika.co.id, di Masjid Al Latief, Jakarta, Rabu (14/2).

Kendati demikian, ia menghimbau, kepada masyarakat tidak mudah terprovokasi terhadap hal-hal yang belum terkonfirmasi secara benar. Sebab, apabila dilakukan secara masing-masing umat justru akan menimbulkan kegaduhan.

 

"Kesiapan itu yang belum disadari. Mudah-mudahan momentum ini menjadi waspada dan siap terus. Sebagaimana siap menghadap Allah, siap perang, siap apapun dalam syariat Nabi Muhammad," ucapnya.

Ia juga meminta pemerintah dan kepolisian secara kompak dapat menyelesaikan kasus tersebut secara tuntas. Sehingga tidak menimbulkan kecurigaan terhadap publik.

"Perbanyak tabayun, mendengarkan ulama, pemerintah dan kepolisian tidak juga diam. Ini dilakukan bukan hanya di tahun politik saja, semua diolah agar menjadi negeri yang damai," ungkapnya.

Seperti diketahui, dari catatan Republika.co.id, setidaknya ada empat serangan terhadap ulama dan ustaz yang terkonfirmasi dalam tiga pekan terakhir ini. Serangan pertama menimpa Pengasuh Pondok Pesantren al-Hiadayah, Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Emon Umar Basyri, Sabtu (27/1).

Serangan kedua terjadi pada 1 Februari 2018 dengan korban Ustaz Prawoto, Komandan Brigade Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis). Prawoto meninggal dunia oleh serangan yang dilakukan oknum tetangga yang diduga alami gangguan kejiwaan.

Kemudian ada serangan terhadap seorang santri dari Pesantren Al-Futuhat Garut oleh enam orang tak dikenal. Ada juga seorang pria yang bermasalah dengan kejiwaannya bersembunyi di atas Masjid At Tawakkal Kota Bandung mengacung-acungkan pisau.

Dan pada Ahad (11/2) ini, pendeta dan jemaat Gereja Santa Lidwina, Kabupaten Sleman, DIY, diserang. Empat jemaat luka-luka dan pendeta yang memimpin ibadah pun terluka akibat serangan menggunakan pedang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement