Senin 12 Feb 2018 15:02 WIB

Aher Ajak Ulama dan Umat Jaga Kondusivitas

Apa pun gejolak yang muncul, perlu ada deteksi dan tindakan dini sesegera mungkin.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (ketiga kiri) didampingi Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo (keempat kiri) berbincang dengan sejumlah tokoh agama saat silaturahmi Ormas Islam dan Pesantren di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Ahad (11/2).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (ketiga kiri) didampingi Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo (keempat kiri) berbincang dengan sejumlah tokoh agama saat silaturahmi Ormas Islam dan Pesantren di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Ahad (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menggelar kegiatan silaturahim bersama tokoh ulama, ormas Islam, dan pesantren se- Jawa Barat, di Aula Barat Gedung Sate Bandung, Ahad petang (11/2). Melalui silaturahim itu diharapkan terjadi kondisivitas keamanan dan ketertiban di Jabar.

Hadir pula pada kegiatan ini Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo, Wakapolda Jabar Brigjen Pol Supratman, Ketua MUI Jabar Rachmat Syafe'i, Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Barat Ruddy Gandakusumah, para tokoh ormas Islam, para tokoh pesantren.

Menurut Ahmad Heryawan, beberapa hal dibahas pada pertemuan itu. Salah satunya adalah, terkait kondusivitas keamanan dan ketertiban di Jawa Barat.

"Ini adalah konsolidasi untuk menjaga rasa aman yang selama ini kita miliki, untuk terus kita jaga terus dan pertahankan," ujar Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher.

Terkait keamanan yang berkaitan dengan aktivitas umat Islam, Aher menyayangkan, terjadinya sejumlah kasus kekerasan yang menimpa ulama dan tokoh agama. Karena belakangan ini, telah terjadi dua kasus penganiayaan terhadap tokoh agama, yakni terhadap KH Umar Basri, pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hidayah, Kabupaten Bandung, dan Ustaz Prawoto (alm)  yang dianiaya hingga menyebabkan meninggal dunia.

"Dari peristiwa itu, saya mengajak seluruh masyarakat bersama aparat bersiaga, menjaga rasa aman. Mari kita hadirkan kondusifitas di Jawa Barat, kita pertahankan, dan mari kita antisipasi jika ada yang mengganggu keamanan kita," kata Aher.

Untuk mencegah hal serupa terjadi kembali, kata Aher, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, aparat TNI, dan kepolisian akan berkoordinasi untuk siaga menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.

Pada saat yang sama, kata Aher, Polda Jabar, Kodam III/ Siliwangi telah siap menggerakan pasukannya untuk menjaga keamanan bersama -sama di lapangan. Di tingkat paling bawah, kata dia, ada babinsa, babinkamtibnas, danramil, koramil, juga polsek masing-masing, kemudian ada polres, kodim, perangkat keamanan seperti Pol PP, dan Hansip.

"Kita siaga jangan sampai ada ancaman. Kita harus segera tanggap kepada kejadian kejadian yang kita khawatirkan merembet menjadi persoalan besar," katanya.

Aher ingin ke depan, apa pun gejolak yang muncul, perlu ada deteksi dini dan tindakan dini sesegera mungkin. Para ulama, bisa membangun komunikasi dengan pihak Pemerintah setempat, kepolisian, dan TNI.

"Maka, bila pada zaman perjuangan dulu para ulama, para santri, berjihad melawan penjajah, tugas kita saat ini adalah menjaga agama dan negara," kata Aher.

Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo mengatakan, jajaran TNI siap bekerja sama dengan Polri melindungi ulama. Menurutnya, aparat TNI dan kepolisian akan berkoordinasi untuk berpatroli di beberapa pondok pesantren, termasuk kediaman ulama.

"Kami juga bekerja sama dengan kepolisian untuk membantu personel. Meski tidak 24 jam, diharapkan kehadiran TNI membantu Polri bisa memberi suasana tentram bagi ulama," katanya.

Wakapolda Jabar Brigjen Pol Supratman menghimbau, agar masyarakat selalu waspada. Terlebih, jika mulai timbul gejolak sekecil apapun yang muncul.

Mengingat saat ini zamannya berita hoax, ataupun berita yang meresahkan warga bermunculan, Wakapolda meminta, masyarakat bijak menghadapinya. Jangan sampai suatu berita yang belum jelas kebenarannya membuat gaduh masyarakat.

"Lebih baik lagi jika setiap berita yang muncul di masyarakat dapat disaring terlebih dahulu, sehingga jika berita tersebut tmeresahkan masyarakat, bisa diredam," kata Supratman.  Dia menambahkan, bila ada kejadian apapun yang berpotensi meresahkan masyarakat agar langsung dilaporkan ke polsek /polres terdekat.

Supratman pun menginginkan peranan aktif alim ulama dalam malakukan upaya pencegahan dalam meredam potensi ancaman yang dapat merusak situasi kamtibmas di wilayah hukumnya.

Sementara Kepala Badan Kesbangpol Jabar Ruddy Gandakusumah menyebut, terkait kegiatan sikaturahim yang diinisasi pihaknya merupakan wadah berbagi informasi membangun komunikasi dalam rangka membangun keamanan dan ketertiban di masyarakat Jawa Barat.

"Ini untuk menguatkan silaturahim, menguatkan koordinasi forkopimda dan komponen masyarakat, tokoh agama, menjaga kondusifitas berbangsa dan bernegara," kata Ruddy.  Dia berharap, lewat silaturahim ini mampu memperkokoh kesatuan persatuan sebagai bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement