Rabu 31 Jan 2018 04:28 WIB
Belajar Kitab

Mewujudkan Masyarakat Madani

Orang beriman akan malu kepada Allah karena semua yang dikerjakannya akan dicatat.

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Kitab Kuning
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Kitab Kuning

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Syekh Nawawi mengajarkan akhlak berbangsa untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang adil, berdaulat, dan makmur. Ulama dari berbagai zaman selalu hadir dengan nasihat yang menyegarkan keimanan. Mereka menuliskan berbagai petuah bijaknya dalam berbagai karya yang menjadi rujukan masyarakat luas.

Karya Syekh Nawawi al-Bantani berjudul al-Futuhat al-Madaniyah fis Syu'ab al-Imaniyah merupakan kitab penuh hikmah yang mengajarkan masyarakat tentang keimanan.

Tak hanya berupa ayat al-Quran dan hadis, kitab ini kaya akan kisah inspiratif dan penjelasan sederhana mengenai iman dan berbagai cabangnya yang wajib dimiliki setiap Muslim. Konten al-Futuhat al-Madaniyah terkait dengan akidah dan akhlak.

Penjelasannya kental dengan nuansa tasawuf menyentuh hati. Wajar saja, karena di antara rujukan kitab ini adalah an-Niqayah karya imam as-Suyuthi dan Futuhat Makkiyah karya as-Syaikh al- Akbar Muhyiddin ibnu 'Arabi.

Bagian awal kitab ini menjelaskan tentang ubudiyah baik yang wajib maupun sunnah dan hikmah di dalamnya. Ibadah sunnah atau tambahan merefleksikan eksistensi manusia sebagai pelengkap ciptaan Ilahi. Maka seharusnya Anda melaksanakan ibadah sunnah, sebab itu adalah asal Anda, tulis Syekh Nawawi.

Sedangkan ibadah wajib adalah keniscayaan hidup. Wajib merefleksikan kondisi Sang Pencipta yang harus ada (wajibul wujud). Melaksanakan ibadah wajib berarti mengakui keberadaan Yang Esa, kekuasaannya, dan mengokohkan keimanan kepada Allah.

Syekh Nawawi kemudian menjelaskan 78 hal yang wajib ada sebagai wujud keimanan. Semuanya merupakan refleksi dari rukun iman, Islam, sifat mulia yang menjadi bagian dari tasawuf, dan juga pe rangai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh perangai sehari-hari adalah wajib ke-17: memenuhi semua akad yang dibuat. Pergaulan sehari-hari tak lepas dari janji dan akad yang harus dipenuhi, seperti akad jual-beli. Pemuda yang sudah berusia matang melangsungkan akad pernikahan.

Misal lainnya, adalah malu yang dijelaskan pada poin ke-19. Seorang mukmin mengetahui Allah senantiasa mengetahui dan selalu melihat segala gerak yang dilakukannya. Orang beriman akan malu kepada Allah karena semua yang dikerjakannya akan dicatat dan dipertanggungjawabkan.

Menyayangi semua makhluk juga menjadi bagian dari keimanan yang dijelaskan pada poin ke-21. Sifat Objek kasih sayang bukan hanya orang-orang seiman, tapi siapa pun dengan berbagai latar belakang. Semuanya berhak mendapatkan kasih sayang untuk mewujudkan kehidupan harmonis dalam kebersamaan.

Kasih sayang juga menggambarkan pandangan kesatuan manusia dengan alam sekitar tempat mereka menjalani kehidupan. Dengan menyayangi alam, kehidupan menjadi lestari. Makhluk menjalani kehidupan di alamnya tanpa ada yang terganggu. Keseimbangan alam terjaga sehingga keanekaragaman hayati terhindar dari kepunahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement