Rabu 24 Jan 2018 17:01 WIB
Belajar Kitab

Dahsyatnya Kiamat

Menghadapi kehidupan setelah mati membutuhkan persiapan yang mapan.

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Hari Kiamat (ilustrasi)
Foto: pulsk.com
Hari Kiamat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kehidupan dunia adalah ladang mencari bekal untuk hidup kelak di akhirat. Bahagia atau tidaknya seseorang akan ditentukan oleh hasil jerih payahnya tersebut. Menghadapi kehidupan setelah mati membutuhkan persiapan yang mapan. Barang siapa mawas maka ia akan mem persiapkan diri sebaik mungkin dengan memperba nyak amal ibadah.

Yazid ar-Raqasyi, seorang bijak yang hidup pada abad pertengahan, pernah berko men tar tentang pentingnya persiapan itu. Ia berkata pada dirinya sendiri yang kurang lebih bermakna introspeksi. Ia sadar, kelak setelah mati, siapakah yang akan shalat dan berpuasa untuknya? Karena itulah, menangislah kalian semua bila kesempatan hidup tak digunakan sebaik-baiknya.

Menyadari keberadaan hari pembalasan yang begitu dahsyat, seorang cendekiawan kelahiran Baghdad, Ibn Abi Ad Dunya, mengarang sebuah kar ya khusus yang mengupas tentang apa dan bagaimana gambaran tentang hari kiamat tersebut.

Tokoh bernama lengkap Abdullah bin Muhammad bin Abid bin Sufyan bin Qais, Abu Bakar bin Abi Ad Dunya Al Baghdadi Al Qurasyi, melalui kitabnya yang berjudul Al Ahwal, tampaknya ingin me nyampaikan satu pesan bahwa persiapan mutlak dilakukan untuk menghadapi hari itu. Hal ini ia lakukan karena, me nurut pengamatannya, umat manusia kian lalai dengan dahsyatnya kiamat dan segala apa yang terjadi berikutnya.

Kehadiran kitab ini ba rangkali bukan karya pertama yang mengupas tentang hari kiamat. Teks-teks keagamaan menyangkut hari yang tak diketahui kapan datangnya itu banyak didapati dalam Al quran atau hadis-hadis yang termaktub di berbagai kitab hadis utama. Tetapi, bagai manapun kitab ini lebih unggul lantaran karya yang nas kah ma nus kripnya diperoleh dari per pustakaan Ad Dha hiriyah, Damaskus, Su riah, ini diklaim sebagai kitab yang pertama kali fokus dan secara spesifik mengumpulkan ayat, hadis, dan perkataan golongan salaf berkaitan dengan kiamat.

Total, ayat yang ber hasil ditu lis kan dalam kitab ini sebanyak 113 ayat. Jumlah ha dis nya mencapai 90 hadis de ngan segala status dan derajat hukumnya. Sedangkan, per kataan salaf dengan ragam status validitasnya berjumlah 176. Oleh tokoh yang lahir pada 208 H itu, berbagai teks tersebut kemudian dibagi ke dalam tujuh bab utama.

Mengawali pembasahan kitabnya, Ibn Abi Ad Dunya yang terkenal fasih dan sastrawan itu mengemukakan tentang pentingnya memun culkan kesadaran bahwa kiamat seakan-akan datang tak lama lagi. Sikap ini akan membantu untuk lebih giat lagi berbuat kebaikan.

Ia pun menyitir hadis yang menyeru untuk serius ber ibadah karena tujuh hal. Salah satunnya ialah akan datangnya kiamat sebagai peristiwa yang teramat mengerikan lagi pahit. Ma sih dalam hadis yang sama, keenam hal lainnya itu ialah menunggu kecuali kemis kinan yang dilupakan, keka yaan yang menyesatkan, sa kit yang membinasakan, ke pikunan yang meniada kan, kematian yang di siaga k an, dajal sebagai makh luk terjahat yang ditangguhkan kedatangannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement