Rabu 24 Jan 2018 14:28 WIB

Ribuan Pendekar Pagar Nusa NU Ikut Ijazah Kubro

Ijazah Kubro dihadiri ribuan pendekar Pagar Nusa dan Nahdliyyin dari berbagai daerah

Rep: Fuji E Permana/ Red: Esthi Maharani
 Ketua Umum Pagar Nusa, Nabil Haroen, yang memimpin Apel Pendekar,
Foto: Istimewa
Ketua Umum Pagar Nusa, Nabil Haroen, yang memimpin Apel Pendekar,

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Pagar Nusa dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menyelenggarakan Ijazah Kubro untuk Bela Negara dalam rangka silaturrahim kebangsaan, persiapan batin, mental dan spiritual di Lapangan Puser Bumi, Ciperna, Cirebon, Jawa Barat pada Ahad (28/1). Ijazah Kubro akan dihadiri ribuan pendekar Pagar Nusa dan Nahdliyyin dari berbagai daerah di Indonesia.

Ketua Umum PP Pagar Nusa, Muchamad Nabil Haroen mengatakan, kegiatan Ijazah Kubro terbuka untuk seluruh warga Nahdlatul Ulama. Peserta yang akan mengikuti Ijazah Kubro atau menerima ijazah didata dengan sangat rapi oleh pengurus.

"Sampai hari ini yang sudah terdaftar di data base kita sudah 1.950 peserta, tapi ada juga yang daftar langsung di Cirebon, sampai sekarang datanya belum masuk ke kita," kata Haroen kepada Republika di Kantor PBNU, Selasa (23/1).

(Baca: 15 Negara Minta Pagar Nusa NU Kirim Para Pesilat Terbaik)

Ia menerangkan, Pagar Nusa membuka dua jalur pendaftaran untuk mengikuti Ijazah Kubro. Pertama, pendaftaran secara online. Kedua, pendaftaran secara kolektif melalui pengurus Pagar Nusa di kabupaten/ kota. Sekarang, lanjut dia, jumlah peserta yang akan mengikuti Ijazah Kubro terus bertambah.

Akan tetapi karena daya tampung Lapangan Puser Bumi terbatas. Maka hanya 10 ribu peserta yang bisa diakomodasi panitia Ijazah Kubro. Saat ini ribuan peserta yang telah terdaftar di panitia berasal dari 100 kabupaten/ kota yang ada di Indonesia.

Haroen juga menjelaskan, mengutip Kiai Ma'shum Abi Darda, Ijazah adalah bentuk masdar dari kata 'ajaza'. Berasal dari kata 'jawaz', artinya suatu restu yang membolehkan atau memberi izin orang lain untuk mengamalkan sesuatu.

"Dalam kaidah ta'lim muta'allim menurut Pengasuh Ponpes Salamah Wabarokah Sragen ini, ijazah merupakan tradisi penting sebagai semacam pemberian lisensi," ujarnya.

Ia menambahkan, dengan ijazah artinya mendapatkan sesuatu secara sah dari yang memiliki. Pada kader tertentu ijazah dimaknai sebagai keharusan. Sebab, ilmu dan amalan harus senantiasa tersambung sanad (genealog keilmuan).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement