Senin 22 Jan 2018 16:23 WIB

Kemenag: Potensi Santri Sangat Besar untuk Jadi Entrepreneur

Santri juga memiliki etika yang tinggi dan kekuatan etos kerja.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Dr H Ahmad Zayadi MPd membuka Santri Writer Summit di Pusat Kebudayaan Jepang UI Depok, Sabtu (28/10).
Foto: Dok Santrinulis
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Dr H Ahmad Zayadi MPd membuka Santri Writer Summit di Pusat Kebudayaan Jepang UI Depok, Sabtu (28/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag Ahmad Zayadi menyambut baik langkah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang menargetkan 18 pondok pesantren untuk menjadi percontohan dalam pelaksanaan program Santripreneur pada 2018.

Menurut dia, langkah Kemenperin tersebut merupakan bentuk sinergitas yang luar biasa untuk membangun pesantren. Bahkan, kata dia, dalam mengembangkan dunia kewirausahaan di pesantren juga didukung oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

"Ya kita bersyukur kawan-kawan dari kementerian-kementerian lain juga ikut terlibat, ada Kemenperin dan BKPM. Jadi, ini kan ini saya kira sinergi yang luar biasa.," ujarnya kepada Republika.co.id di Jakarta, Senin (22/1).

Menurut dia, masing-masing kementerian dan lembaga tersebut mempunyai program masing-masing. Namun, kata dia, semuanya diikat dalam kepentingan yang sama untuk membangun kemandirian, akuntabilitas, dan peningkatan mutu di pesantren.

Zayadi mengatakan, Kementerian Agama sendiri juga mempunyai program pendampingan kepada para santri untuk meningkatkan kemampuan berwirausaha. Karena, menurut dia, dari jumlah 4 juta lebih santri, hanya 10 persen yang menjadi kader ulama dan guru agama.

"Tentu kita harus memikirkan 90 persen dari mereka. Artinya kan potensi mereka seperti apa, bakatnya seperti apa, tentu pilihan-pilihan lifeskill-nya seperti apa, itu juga perlu diperkenalkan kepada mereka," ucapnya.

Menurut dia, santri sejatinya mempunyai potensi yang besar untuk menjadi pengusaha atau pelaku industri. Karena, para santri telah diajarkan kemandirian dan juga kepatuhan terhadap segala peraturan yang ada di pesantren.

Selain itu, tambah dia, santri juga memiliki etika yang tinggi dan kekuatan etos kerja, sehingga tidak sedikit yang akhirnya menjadi seorang enterpreneur. Apalagi, menurut dia, saat ini juga sudah banyak pelaku industri dan pengusaha yang memberikan kesempatan kepada para santri untuk menjadi tenaga kerjanya.

"Potensi santri untuk menjadi seorang entrepenur sangat besar. Karena jangan lupa bahwa yang membedakan santri denngan lain itu semangat kemandiriannya," katanya.

Sebagai informasi, Kementerian Perindustrian belum lama ini menargetkan 18 pondok pesantren yang akan menjadi percontohan dalam pelaksanaan program Santripreneur pada tahun 2018. Pondok pesantren tersebut meliputi delapan di wilayah Jawa Barat, lima di Jawa Tengah, dan lima di Jawa Timur.

"Kami ingin membuat para santri bisa melakukan proses industri di kehidupannya. Selain mempelajari agama di pesantren, kami bantu memberikan kegiatan ekonomi kepada mereka, kata Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan Ratna Utarianingrum saat mendampingi Menteri Perindustrian berkunjung ke di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Kamis (18/1) lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement