Kamis 18 Jan 2018 16:11 WIB
Serukan Dukungan untuk Palestina

TGB: Arab Harus Belajar dari Indonesia Kelola Perbedaan

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Agus Yulianto
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB).
Foto: dok. Humas Pemprov NTB
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB).

REPUBLIKA.CO.ID,  MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad Zainul Majdi atau TGB menjadi tokoh Islam Indonesia bersama Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin yang diundang dalam Konferensi Internasional untuk mendukung Al-Quds di Kairo, Mesir pada Rabu-Kamis (17-18/1). Selain sebagai gubernur, TGB hadir dalam kapasitasnya sebagai Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia.

Dalam kesempatan itu, TGB menyampaikan pandangannya tentang langkah Indonesia mengelola keberagaman dan pluralitas. TGB menilai, keberagaman agama, suku, dan adat istiadat di Indonesia merupakan sebuah kekuatan besar untuk membangun bangsa dan negara.

Kata dia, meskipun Indonesia berpenduduk mayoritas Islam, namun mampu hidup rukun, saling menghargai, dan saling menguatkan untuk membangun bangsa. "Negara-negara Arab harus belajar dari Indonesia dalam mengelola perbedaan, tidak menjadi faktor destruktif, namun justru menjadi faktor penguat bangsa dan umat," ujar TGB dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Mataram, NTB, Kamis (18/1).

Mengenai Palestina, TGB menyebutkan, isu tentang Palestina selalu terpatri di hati masyarakat Indonesia. Dilatarbelakangi peristiwa historis, ketika 1945 Indonesia sangat membutuhkan pengakuan de facto dari negara-negara di dunia akan kemerdekaannya.

"Saat yang lain terdiam, Palestina dan Mesir adalah negara pertama yang mempionir pengakuan itu. Selama 82 tahun itulah, jalinan hubungan Indonesia dan Palestina sangat kuat," kata TGB.

Bentuk simpati Indonesia atas permasalahan Palestina, kata TGB, antara lain melalui pendidikan tentang kedaulatan Palestina yang terdapat di kurikulum pendidikan sekolah dasar dan menengah. Materi pelajaran menanamkan kepada anak didik bahwa segala penjajahan di atas muka bumi ini harus dihapuskan.

Di antara negara yang masih menanggung derita penjajahan itu adalah Palestina. "Tentu kami sebagai bangsa yang pernah merasakan sakitnya penjajahan selama 350 tahun akan selalu ada di barisan mereka," ucap TGB.

TGB menegaskan, pemerintah Indonesia melalui Presiden Joko Widodo akan selalu bersama Palestina. Untuk itu, TGB telah membahas permasalahan Palestina melalui perkumpulan semacam ini untuk menggagas dan mengakomodir ide untuk menyelesaikan permasalahan ini.

"Kedatangan kami pada muktamar ini menggambarkan parsitipasi kami bersama seluruh negara Arab dan semua negara untuk memperjuangkan hak-hak saudara kita. Ini bukan saja tentang hak agama atau negara tertentu, tapi hak kemanusiaan," tegas TGB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement