Rabu 17 Jan 2018 00:17 WIB

Muslim Quebec Minta 29 Januari Jadi Hari Lawan Islamofobia

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Komunitas Muslim di Kanada
Komunitas Muslim di Kanada

REPUBLIKA.CO.ID,  QUEBEC -- Sejumlah kelompok Muslim di Kanada meminta agar 29 Januari menjadi hari melawan Islamofobia. Kanada memperingati tragedi serangan di masjid Quebec yang menewaskan enam orang dan melukai 19 orang lainnya pada hari tersebut tahun 2017. Surat permintaan dikirimkan pada Perdana Menteri Justin Trudeau.

"Dengan peningkatan kelompok ekstrim kanan yang mengancam Muslim Kanada, sangat penting bagi pemimpin untuk tetap teguh melawan Islamofobia dan agen-agen bigot," kata surat dari National Council of Canadian Muslims dilansir Montreal Gazette.

Sejumlah politisi menyebut hari melawan Islamofobia terlalu berlebihan. Dua partai oposisi, Partai Qubcois dan Coalition Avenir Qube menyebutnya kontroversial. Mereka lebih setuju jika 29 Januari menjadi hari penghormatan untuk para korban. Perdana Menteri Quebec, Philippe Couillard juga ingin istilah yang lebih umum dan merangkul semua pihak. Ia lebih memilih menyebutnya sebagai hari melawan rasisme dan diskriminasi dalam bentuk apa pun.

"Kami yakin akan lebih baik jika kita menekankan pada komitmen melawan fenomena rasial dan diskriminasi, tidak mengarah pada satu pihak," kata Couillard pada CBC, Senin (15/1).

Hingga saat ini, pemerintah federal belum mengambil keputusan. Tragedi pada 29 Januari menjadi salah satu insiden paling buruk yang menimpa komunitas Muslim di Kanada. Pelaku penembakan, Alexandre Bissonnette akan menghadapi peradilan pada Maret dengan enam dakwaan pembunuhan dan percobaan pembunuhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement