Selasa 16 Jan 2018 12:07 WIB

Polisi Klaim Serangan Terhadap Gadis Berhijab tak Terjadi

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agus Yulianto
Khawlah Noman (kiri) berbicara kepada wartawan dengan didampingi ibunya di Pauline Johnson Junior Public School, Toronto, Kanada. Noman mengaku menjadi korban pengguntingan jilbab.
Foto: Reuters
Khawlah Noman (kiri) berbicara kepada wartawan dengan didampingi ibunya di Pauline Johnson Junior Public School, Toronto, Kanada. Noman mengaku menjadi korban pengguntingan jilbab.

REPUBLIKA.CO.ID,  TORONTO -- Kepolisian Kanada mengatakan, dugaan serangan terhadap seorang gadis berhijab tidak terjadi. Sebelumnya pada Jumat (12/1) lalu, kepolisian Toronto, Kanda, mengatakan, tengah menyelidiki serangan yang tampaknya dinilai sebagai kejahatan berlatar keberncian terhadap gadis berusia 11 tahun.

Seorang penyerang dua kali berupaya untuk memotong jilbab Khawlah Noman dengan gunting. Noman saat itu tengah berjalan ke sekolah bersama kakaknya. Namun demikian, para penyidik mengumumkan pada Senin (15/1) bahwa laporan insiden tersebut keliru.

"Kami mengumpulkan banyak bukti, kami mempertimbangkan bukti tersebut dan sampai pada kesimpulan bahwa apa yang dijelaskan tidak terjadi," kata juru bicara polisi Toronto, Mark Pugash, kepada kantor berita Reuters, dilansir pada Selasa (16/1).

Kendati demikian, informasi lebih lanjut tentang apa yang sebenarnya terjadi tidak segera tersedia. Sementara  Dewan Sekolah Toronto mengatakan, kepada surat kabar Globe and Mail bahwa mereka sangat bersyukur serangan itu pada kenyataannya tidak terjadi.

"Kami tidak akan berkomentar lebih jauh," demikian pernyataan Dewan Sekolah Toronto.

Dugaan serangan tersebut telah memicu kecaman dari berbagai kalangan politik. Termasuk, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau yang mengatakan bahwa serangan itu bukan sesuatu yang mencerminkan Kanada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement