Senin 15 Jan 2018 16:00 WIB

Toleransi dan Teladan Rasulullah

Rep: c15/ Red: Agung Sasongko
Rasulullah
Foto: wikipedia
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Toleransi antarumat beragama bukanlah produk masyarakat modern yang hidup dalam tingkat kera gaman yang tinggi. Meski baru menjadi kebijakan resmi di negara berbahasa Inggris pada 1999, toleransi telah diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW pada periode awal Islam.

Sebuah hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Umar menjelaskan hal itu. Ia berkata, “Dua orang Yahudi lelaki dan perempuan telah berzina dihadapkan kepada Rasulullah SAW. Rasulullah bertanya, ‘Apakah hukum an kepada orang yang berzina se perti yang terkandung di dalam Taurat?’ Mereka (yang membawa orang Yahudi tersebut) menjawab, ‘Kami mencoreng muka mereka dengan warna hitam, dan menaikkan mereka ke atas kendaraan, lalu membawanya berkeliling.’ Rasulullah berkata, ‘Datang kanlah kitab Taurat itu sekiranya kamu berlaku jujur.’

Mereka pun mengambil Taurat dan membacanya. Ketika bacaan mereka sampai pada ayat rajam, tibatiba pemuda Yahudi itu meletakkan tangannya di atas ayat tersebut dan hanya membaca ayat yang sebelum dan setelahnya. Abdullah bin Salam yang turut bersama Rasulullah SAW berkata kepada beliau, ‘Perintahkanlah ia untuk mengangkat tangannya.’ Pemuda itu lalu mengangkat tangannya sehingga Rasulullah dan para sahabat segera mengetahui bahwa ayat yang berusaha ia tutupi ialah ayat tentang rajam. Kemudian Rasulullah memerintahkan agar kedua orang yang berzina tadi dihukum rajam.”

Dari hadis itu nampak jelas bahwa Rasulullah memerintahkan penjatuh an hukuman rajam pada umat Yahudi berdasarkan hu kum yang tertera pada kitab mereka dan bukan menurut ketentuan Alqur an. Maka, toleransi adalah perihal muamalah yang telah diterapkan se jak masa awal Islam, dengan cara pandang yang berasas kan multikulturalisme.

Sikap tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa menyakiti seorang dzimmi (kaum kafir yang tidak memusuhi Islam dan tunduk dalam pemerintahan Islam) maka sungguh ia menyakitiku. Dan, barang siapa menyakitiku, berarti ia menyakiti Allah.” (HR Thabrani).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement