Sabtu 13 Jan 2018 16:40 WIB

Tuan Guru Bajang: Tiga Tantangan Umat Islam

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
 Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia dan Pusat Studi Alquran (PSQ) menyelenggarakan tabligh akbar di Masjid Bayt Alquran, Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Tabligh akbar tersebut bertema Membangun Otimisme Umat di Tahun 2018.

Ketua OIAA Cabang Indonesia Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi mengatakan, tiga tantangan yang dihadapi umat Islam menurut Syekh Al-Azhar. Ini pandangan beliau terhadap tantangan umat Islam secara global, tapi sepertinya berlaku juga di Indonesia.

"Pertama, ada kelompok-kelompok yang menggunakan nama Islam. Tapi, mereka melakukan kegiatan yang sangat destruktif. Kelompok-kelompok yang berselimutkan dengan selimut agama, tapi isinya destruktif," kata TGB Zainul kepada Republika.co.id di Masjid Bayt Alquran, Sabtu (13/1).

TGB menerangkan, kelompok yang mengatasnamakan Islam tersebut, justru mendatangkan kemudharatan dan menghancurkan peradaban Islam di suatu tempat. Kemudian membuat perpecahan, ketegangan, dan kerusakan yang luar biasa. Hingga dampak kerusakannya berkepanjangan.

Tantangan kedua umat Islam, dikatakan dia, tendensi Islamofobia. Jadi, Islamofobia selalu ada. Bisa juga islamofobia dipengaruhi oleh perubahan politik di beberapa tempat. Misalnya, di beberapa negara meningkat tendensi islamofobia.

Tantangan ketiga umat Islam, metodologi dakwah yang mengedepankan tendensi perpecahan. "Yang dieksploitasi itu adalah perbedaan-perbedaan, yang diwacanakan ke publik adalah kelompok kami yang paling benar, yang lain salah, apalagi sampai tingkat mengkafirkan," ujarnya.

TGB Zainul yang juga Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) mengatakan, tiga tantangan ini, secara sendiri-sendiri maupun akumulatif harus ditangani. Penanganan yang paling efektif melalui pendidikan dan penyadaran. Terus menerus memberikan pemahaman kepada umat supaya tiga hal ini tidak menjadi sesuatu yang mainstream.

"Yang menjadi mainstream adalah tetap manhaj al washotiyah. Kita Islam Ahli Sunah Wajama'ah, itulah ajaran yang dibawa Wali Songo, itu yang kita warisi," ujarnya.

Sebagaimana pada masa Wali Songo, kata dia, Islam Ahli Sunah Wajama'ah telah berhasil melakukan transformasi yang luar biasa. Wali Songo membuat Islam diterima dengan baik oleh masyarakat Nusantara. Islam Ahli Sunah Wajama'ah juga berlaku untuk saat ini.

"Apabila kita ingin nilai-nilai Islam tetap berkembang dengan baik, Islam bisa menjadi faktor utama perekat bangsa yang besar ini, kita harus tetap menjaga supaya dakwah dengan Manhaj Al Washotiyah Ahli Sunah Wajama'ah," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement