Kamis 11 Jan 2018 00:15 WIB

MUI Dukung Bantuan Kemanusiaan ACT untuk Palestina

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Gedung Majelis Ulama Indonesia, ilustrasi
Gedung Majelis Ulama Indonesia, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Hubungan Luar Negeri, KH Muhyiddin Junaidi mendukung penuh setiap bantuan kemanusiaan untuk Palestina, termasuk bantuan 10.000 ton beras yang akan dikirimkan Aksi Cepat Tanggap (ACT) ke Palestina. Menurut dia, bantuan kemanusiaan seperti itu harus dilakukan secara berkelanjutan.

"Saya mendukung sepenuhnya, baik itu secara pribadi atau pun atas nama organisasi-organisasi Islam pada aksi kemanusiaan untuk Palestina. Itu memang perlu ditindaklanjuti. Bukan sifatnya sementara sja, tapi harus berkesinambungan," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (10/1).

Namun, menurut dia, sebenarnya yang membutuhkan perhatian di Palestina saat ini bukan hanya di Gaza, tapi juga di West Bank. West Bank secara teritori adalah milikPalestina, tapi daerah ini letaknya ada di dalam Israel.

"Berdasarkan informasi yang cukup dipercaya, sebetulnya yang menderita bukan hanya saudata kita yang tinggal di Gaza, tapi yang tinggal di West Bank itu juga tidak kalah penderitaanya," ucapnya.

Karena itu, menurut dia, harus ada inisiatif juga untuk membangun rumah sakit Indonesia di West Bank. Di Gaza sudah sudah dibangun rumah sakit, tapi di West Bank juga harus dibangun. "Karena walaupun mereka itu tidak separah yang di Gaza yang terkurung sedemikian rupa, jalur daratan dan udara, tapi di West Bank ini mereka setiap 100 meter itu ada securty checkpoint," ucapnya.

Ia mengatakan, warga Palestina di West Bank sangat diawasi oleh pihak keamanan Israel, sehingga banyak warga Palestina yang tertekan. Karena itu, Muhyiddin mendukung aksi kemanusiaan seperti yang dilakukan oleh ACT. "Saya mendukung itu dan kita perlu lebih aktif lagi," katanya.

Pada Selasa (9/1) kemarin, Muhyiddin mengaku juga diundang oleh Kementerian Luar Negeri RI yang melaporkan kinerjanya selama 2017. Ia pun mengapresiasi kinerja dari Kemenlu selama 2017, yang mana salah satunya memberikan sikap tegas untuk membela Palestina. "Seperti kemarin di Kemenlu bahwa isu Palestina adalah harga mati dan kita tidak akan mundur satu jengkal pun. Itu menurut saya sebuah kebijakan yang sangat tepat menurut saya," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin mengatakan, peristiwa di Palestina telah memicu konsolidasi filantropi yang kuat dari rakyat Indonesia. Empati dan kepedulian bangsa Indonesia untuk Palestina kembali disalurkan oleh ACT dalam bentuk 10.000 ton beras.

"Kita tunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang besar. Salah satu cirinya adalah ketika bangsa ini selalu bersedia untuk memberikan andil pada masalah-masalah kemanusiaan di dunia," kata Ahyudin saat konferensi pers di Menara 165, Jakarta Selatan, Rabu (10/1).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement