Kamis 04 Jan 2018 18:15 WIB

Mengenal Noor Inayat Khan, Pahlawan Muslimah Inggris

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Muslimah Inggris
Foto: in-islam.com
Muslimah Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah keberaniannya melegenda, pantas dia dijuluki Macan Betina Inggris. Senapan yang tertuju tepat di kepalanya tak membuatnya gentar. Berteriak lantang demi kemerdekaan, akhirnya wafat diberondong tentara Jerman.

Noor Inayat Khan merupakan warga negara Inggris berdarah India dan Amerika serikat. Ayahnya bernama Hazrat Inayat Khan, bangsawan Muslim di India. Keturunan Sultan Kerajaan Mysore, India, pada abad ke-18. Ayahnya merupakan seorang musisi dan guru tasawuf di Eropa. Sang Ibu, Ameena Begum (Ora Meena Ray Baker), berkebangsaan Amerika berasal dari Albuquerque, New Mexico. 

Putri sulung dari empat bersaudara ini lahir pada 2 Januari 1914 merupakan anak sulung dari empat bersaudara. Lahir di Rusia, tapi tepat pada tahun kelahirannya pecahlah Perang Dunia I dan keluarganya memutuskan pindah ke Bloomsbury, London.

Karier

 

Dia menempuh pendidikan psikologi anak di Sorbonne dan musik di Paris Conservatory di bawah bimbingan Nadia Boulanger, seorang komponis harpa dan piano. Noor memulai kariernya dengan menulis puisi dan buku cerita anak-anak serta menjadi kontributor tetap majalah anak-anak dan radio Prancis.

Buku pertamanya terbit pada 1939 dengan judul, Twenty Jataka Tales. Buku tersebut diterbitkan di London yang terinspirasi dari tradisi Buddha, yaitu kisah-kisah Jataka.

Setelah Perang Dunia II, Prancis diserbu oleh tentara jerman, Noor dan keluarganya melarikan diri ke Bordeaux. Setelah itu, melalui jalur laut mereka menuju Inggris dengan berlabuh di Falmouth, Cornwalldi, pada 22 Juni 1940.

Setelah pelarian tersebut, Noor dan adiknya, Vilayat, yang belakangan diketahui sebagai ketua Ordo Sufi Internasional, bekerja sama mengalahkan tirani NAZI.

“Saya berharap beberapa orang India akan memenangkan militer tertinggi dalam perang ini. Jika satu atau dua orang India dapat melakukan sesuatu untuk bersekutu, itu merupakan tindakan berani dan akan dikagumi, sebagai cara untuk menjembatani antara orang-orang Inggris dan India,” ujar Noor pada suratnya dalam buku Rozina Fisram berjudul, Ayahs, Lascars and Princes: The story of Indians in Britain 1700-1947.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement