Ahad 31 Dec 2017 22:08 WIB

Dzikir Nasional Momentum Persatuan Umat

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Jamaah membaca Alquran di Masjid At-Tin, Jakarta, Ahad (31/12). Sejumlah jaamah mulai memadati masjid At-Tin dan menunggu Dzikir Nasional 2017 dengan membaca Alquran.
Foto: Republika/Prayogi
Jamaah membaca Alquran di Masjid At-Tin, Jakarta, Ahad (31/12). Sejumlah jaamah mulai memadati masjid At-Tin dan menunggu Dzikir Nasional 2017 dengan membaca Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan umat Islam mengikuti kegiatan Dzikir Nasional Republika di Masjid At-tin, TMII, Jakarta Timur, Ahad (31/11) malam. Kegiatan dzikir tahunan ini dianggap sebagai momentum untuk memperkuat persatuan dan persaudaraan umat Islam di Indonesia.

Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti mengatakan, dengan mengikuti zikir yang digelar Harian Republika ini umat Islam bisa memulai tahun 2018 dengan semangat baru untuk lebih memiliki ikatan, serta memiliki semangat baru untuk melangkah lebih baik.

 

"Sebagaimana tema dzikir nasional ini kita ingin menjadikan momentum pergantian tahun ini sebagai titik awal untuk memperkuat persatuan bangsa dan juga memperkuat ukhuwah islamiyah," ujarnya kepada Republika.co.id saat menghadiri dzikir nasional.

 

Menurut dia, dengan persatuan itu, umat akan menjadi lebih kuat karena persatuan merupakan kunci untuk membangun bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, bangsa yang senantiasa terhindar dari berbagai macam hal yang dapat merusak persatuan. "Dan tentu momentum 2018 ini persatuan menjadi sangat penting. Karena tahun 2018 kita akan menghadapi tahun politik," ucapnya.

 

Tahun 2018 disebut tahun politik karena akan digelar Pilkada serentak dan pada tahun 2019 akan digelar pemilu legislatif dan pemilihan presiden. Karena itu, menurut Mu'ti, sudah saatnya membangun kesadaran kolektif mulai saat ini.

 

"Maka sekaranglah saatnya membangun sebuah kesadaran kolektif bahwa proses demokratisasi dan suksesi itu harus berjalan dengan baik. Dan kuncinya adalah kedewasan kita di dalam memberikan toleransi terhadap perbedaan pilihan," katanya.

 

Selain itu, lanjut dia, kedepannya umat Islam juga harus menempatkan kepentingan umat dan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan kepentingan golongan. "Mudah-mudahan kita bisa menjadikan dzikir nasional ini sebagai momentum untuk kita merajut memperkuat persatuan dan kebersamaan," ucapnya.

 

Mu'ti menambahkan, pada pelaksanaan dzikir nasional kali ini tidak hanya dari ormas Islam tertentu yang hadir tapi juga dari berbagai macam ormas Islam yang sama-sama mempunyai semangat ukhuwah islamiyah.

 

"Saya melihat yang hadir pada kesempatan dzikir nasional ini tidak hanya dari organisasi tertentu tapi hadir dari ormas Islam yang berbagai macam afiliasisinya, dan ormas Islam yang tentu memiliki semangat bahwa dengan bersatu, ukhuwah, umat Islam ini menjadi kuat," jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement