Sabtu 30 Dec 2017 06:37 WIB

Ustaz Somad: Gunakan Umur untuk Ibadah

Rep: Fuji E Permana/ Red: Elba Damhuri
Ustaz Abdul Somad, Pejuang Dakwah dari Tanah Melayu
Foto: Grafis: Mardiah Diah
Ustaz Abdul Somad, Pejuang Dakwah dari Tanah Melayu

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Di pengujung safari dakwahnya di Jakarta dan Tangerang Selatan (Tangsel), Ustaz Abdul Somad menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Jami Al-Jihad, Kelurahan Jurangmangu Barat, Kecamatan Pondok Aren, Tangsel. Dalam khutbahnya, Ustaz Somad mengingatkan jamaah tentang betapa pentingnya menggunakan umur untuk beribadah.

"Hari berganti, musim berubah, perhitungan matahari dan bulan akan berganti dan bertambah, begitu juga dengan usia, semakin berkurang. Maka, mari kita merenung sejenak, apa sebenarnya yang diambil dari usia dan umur," kata Ustaz Somad dalam khutbahnya di Masjid Jami Al Jihad, Jumat (29/12).

Ia melanjutkan, kaki anak Adam tidak akan pernah bergeser ketika bangkit menghadap Allah SWT pada hari kiamat sampai anak Adam ditanya. Semua nikmat Allah akan ditanya, bahkan sekecil biji sawi pun nikmat itu.

‘’Berapa banyak nikmat Allah? Nikmat Allah tidak dapat dihitung. Tapi, yang jelas, nikmat pertama yang akan ditanya nanti di hadapan Allah adalah umur, ke mana engkau habiskan?" ujar ustaz kelahiran Silo Lama, Asahan, Sumatra Utara, 18 Mei 1977 ini.

Ia pun lalu menjelaskan, mengapa umur yang pertama kali ditanyakan oleh Allah. Mengapa bukan harta, puasa, anak, dan istri. Sebab, menurut Ustaz Somad, semua itu datang belakangan setelah umur.

Ia menekankan, nikmat pertama yang diterima manusia adalah umur. Selama 40 hari dalam bentuk cairan, kemudian menjadi darah yang menempel di dinding rahim, selanjutnya menjadi segumpal daging.

"Lalu Allah kirim malaikat, ditiupkan ruh, maka di situlah waktu berdetak, menghitung segala yang akan dihisab di hadapan Allah SWT," ujarnya.

Maka, lanjut Ustaz Somad, bersyukurlah kepada Allah dengan mengucapkan ‘Alhamdulillah’ karena masih diberi kesempatan untuk bertasbih, bertahmid, dan bertakbir. Ia juga mengingatkan, umur tidak boleh kosong dari ibadah.

‘’Saat tegak berdiri tetap berzikir, saat duduk berzikir, dan saat terbaring meregang nyawa pun berzikir,’’ ujar dia.

Berdasarkan pantauan Republika, beberapa jam sebelum shalat Jumat, umat Islam dari berbagai wilayah mulai berduyun-duyun ke Masjid Jami Al-Jihad yang berlokasi di tengah permukiman warga. Begitu banyaknya jamaah yang hadir membuat masjid dan pelatarannya pun tak mampu menampung mereka.

Namun, hal itu bukan masalah berarti bagi jamaah. Mereka pun menggunakan badan jalan menuju masjid untuk melaksanakan shalat Jumat.

"Habis safari dakwah ini, beliau (Ustaz Somad) langsung berangkat umrah, nanti di awal tahun ada perjalanan, tapi agenda resminya belum tahu, tapi itu sudah terprogram dalam agenda beliau di 2018," kata Ketua Panitia Safari Dakwah Ustaz Abdul Somad, Ustaz Bahruddin Hanafi.

Ia menerangkan, selama dua hari safari dakwah Ustaz Somad di Jakarta dan Tangsel, ada enam agenda ceramah, dengan agenda terakhir, yakni khutbah Jumat di Masjid Jami Al-Jihad.

Menurutnya, jamaah yang melaksanakan shalat Jumat sekaligus mengikuti tausiyah Ustaz Somad di masjid ini mencapai lebih dari 3.000 orang.

"Biasanya jamaah shalat Jumat Masjid Jami Al-Jihad hanya sekitar 500 orang, sekarang sekitar 3.000 orang, berarti enam kali lipat," ujar Ustaz Bahruddin.

Para jamaah, baik dari kalangan muda maupun tua, tampak khusyuk menyimak tausiyah Ustaz Somad. Namun, beberapa kali para jamaah tertawa lepas lantaran Ustaz Somad menyelingi tausiyahnya dengan humor. Meski demikian, humor atau candaan yang dilontarkan Ustaz Somad tidak bersifat menyindir atau menyinggung pihak manapun. Hal itulah yang membuat para jamaah betah dan suka menyimak tausiyahnya.

(Pengolah: wachidah handasah).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement