Selasa 26 Dec 2017 21:45 WIB

Penawar Hati yang Gundah

Rep: mg02/ Red: Agung Sasongko
Mengingat Allah Ilustrasi.
Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Mengingat Allah Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hakikat hati adalah tidak terlihat dan samar bagi pancaindra manusia. Namun, keber- adaan hati dapat dirasakan. Keberadaan hati pun termasuk perkara gaib bagi manusia, sama halnya dengan ruh. Oleh sebab itu, al-Ghazali menempatkan hati pada hakikat ruh. Ia menyebut hati sebagai bagian dari jenis malaikat.

Hati adalah suatu bentuk abstrak bagi manusia atau tidak dapat dilihat pan caindra manusia. Pengertian hati menurut Islam juga merupakan tempat memperolehnya pengetahuan secara hakiki setelah pancaindra. Jika saja Allah tidak menciptakan hati kepada manusia maka seseorang tidak akan mengetahui sesuatu sampai hakikatnya.

Namun, suasana hati bisa berubah- ubah setiap saat. Ini bisa saja merupakan gambaran kepribadian yang belum stabil atau mengalami perlambatan dalam pematangan menuju dewasa. Bisa juga berupa gangguan psikis yang disebut gangguan bipolar. Walaupun untuk didi- agnosis gangguan bipolar, pasien harus memenuhi adanya gejala manik dan depresif.

Pimpinan Pesantren Darush Sholihin Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal mem- berikan penawar bagi siapa saja yang merasa hatinya sedang galau gulana.

Salah satu obat paling manjur untuk mengatasi suasana demikian dengan zikir atau mengingat Allah. Dalam beber- apa ayat disebutkan tentang keutamaan zikir, seperti dalam surah al-Ankabut ayat 45 yang artinya "...Dan sesungguh- nya mengingat Allah adalah lebih besar (keutamannya dari ibadah-ibadah yang lain)."Syekh as-Sadi menyatakan, dalam shalat itu terdapat zikir pada Allah dengan hati, lisan, dan anggota badan. Allah yang menciptakan manusia untuk berib- adah kepada-Nya dan sebaik-baik ibadah adalah shalat. Dalam ayat yang lain dise- butkan keutamaan zikir, yaitu dalam surah al-Baqarah ayat 152.

Pada ayat itu, Allah berjanji akan mengingat hamba-Nya yang selalu ingat Allah. Syekh Shalih al-Munajjid meny- atakan, siapa saja yang berzikir kepada Allah maka ia akan mendapat maslahat yang besar, yaitu Allah akan senantiasa mengingatnya. Sebagaimana disebutkan dalam hadis qudsi, "Aku sesuai dengan prasangkaan hamba pada-Ku." (Muttafaqun Alaihi)

Kita harus senantiasa berzikir kepada Allah. Termasuk ketika masuk pasar sekalipun. Sebab, pasar adalah tempat yang paling besar kesempatan manusia akan lalai terhadap tuhannya, kata Ustaz Abduh kepada jamaah yang begitu khidmat mendengarkan ceramahnya.

Ustaz Abduh Tuasikal melanjutkan paparannya. Kali ini, pengasuh Rumaysho membawakan ayat lain, yaitu surah al-Araf ayat 35. Ustaz Abduh Tuasikal mengutip perkataan Imam asy-Syaukani menyebutkan bahwa kalimat ghafilin pada ayat tersebut memiliki makna agar jangan menjadi orang yang lalai dari zikir kepada Allah. Dalam ayat ini juga ada perintah untuk berzikir dengan suara lirih. Sebab, hal tersebut lebih mendekati ikhlas.

Tak lupa, Ustaz Abduh Tuasikal juga mengajak para jamaah untuk senantiasa berzikir kala pagi dan petang. Mengutip pendapat Syekh as-Saddi, ia mengatakan, zikir yang banyak adalah dengan membaca tahlil, tahmid, tasbih, takbir, dan perkataan lainnya yang mendekatkan diri kepada Allah. Yang paling minimal adalah kita merutinkan zikir pagi- petang, zikir bakda shalat lima waktu, serta zikir ketika muncul sebab tertentu. Zikir ini baiknya dirutinkan tiap waktu dan keadaan.

Dalam sebuah hadis, kata ustaz Abduh Tuasikal, disebutkan bahwa dua kalimat yang ringan di lisan tetapi berat dalam timbangan (amalan) dan dicintai oleh ar-Rahman, yaitu subhanallahi wa bihamdihdan subhanallahil azhim(Mahasuci Allah segala pujian untuk-Nya. Mahasuci Allah Yang Mahamulia). Itulah obat hati yang galau menurut Us taz Abduh Tuasikal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement