REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di ruang toiletnya, letaknya terpisah dari ruang wudhu, ada dua bagian, yakni untuk pengunjung biasa dan pengunjung dengan disabilitas. Demikian pula dengan ruang tempat wudhu di lantai dasar.
Pada dinding ruang tempat wudhu, ada gu- ratan tata cara wudhu berserta doa. Menurut Sofian, hal ini untuk memudahkan para pen- gunjung, khususnya yang berstatus mualaf seperti dirinya.
Karena kita Mualaf suka lupa. Ketika kita wudhu, aduh, habis (membasuh) tangan apa ya? Kita mau tanya, malu kan. Jadi kita diam, lihat kiri-kanan, kata Sofian diiringi tawa.
Untuk mencapai lantai utama, jamaah yang berusia lanjut atau disabilitas bisa meman- faatkan lift. Ada dua lift masing-masing untuk jamaah pria dan wanita di masjid ini. Idenya dari pengalaman H Ramli sendiri, yang kini sudah berusia sekitar 70 tahun dan pernah terserang sakit strok.
Supaya memudahkan jamaah yang lansia, ibu-ibu hamil, atau penyandang disabilitas. Soalnya, ayah juga kanpernah terserang strok dan di kursi roda.