Ahad 24 Dec 2017 10:18 WIB

Membangun Ekonomi Berbasis Masjid Lewat Teknologi Digital

Rep: Novita Intan/ Red: Agus Yulianto
Pemberdayaan ekonomi umat (Ilustrasi)
Foto: republika/fuji pratiwi
Pemberdayaan ekonomi umat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DKI Jakarta mengadakan pelatihan kewirausahaan berbasis masjid. Kegiatan ini didukung dengan sistem teknologi digital.

Sekretaris Jendral MES DKI Jakarta Diantri Lapian mengatakan, pihaknya akan lebih fokus dalam pengembangan sektor rill. "Kami akan melakukan sinergi dengan dewan masjid dan jamaahnya untuk mengembangkan UMKM yang berbasis syariah serta memberikan pendampingan dalam implementasinya," ujarnya kepada Republika.coid di Jakarta, Ahad (24/12).

Pelatihan yang bertajuk Mosquenterprenuership merupakan program kerja MES bidang UMKM dan Kewirausahaan dalam rangka untuk membangun kebangkitan ekonomi umat melalui masjid.

Ketua Bidang UMKM MES DKI Jakarta Chridono Utomo menambahkan, pihaknya ingin membawa semangat untuk memfungsikan masjid tidak hanya sebagai pusat ibadah, namun juga pusat ekonomi umat. "Kami kembangkan UMKM yang belum ada dan sudah ada. Masjid ada 800 di Jakarta. Kami sebagai support dengan menggabungkan stakeholder dari pembiayaan, platform baik marketing dan accounting. Sehingga kami yakin ada keberpihakan umat dan RT RW sekitar masjid," ujarnya.

Hal senanda juga diungkapkan oleh Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Faizin Pulogadung, Hendratmoko. Menurutnya, saat ini sekitar 50 peserta yang mengikuti pelatihan kewirausahaan.

"Kami berharap Masjid Al-Faizin menjadi pioneer model mosquenterpreneurship ini dan diikuti oleh masjid-masjid lain di wilayah DKI Jakarta," ujarnya.

Dikatakan dia, pilot project unit usaha masjid ini akan dimulai dengan dibukanya Kios Sembako yang menjual kebutuhan pangan pokok seperti daging ayam, daging sapi, beras dan produk sembako halal lainnya. Yang unik dari model usaha berbasis teknologi digital ini, Kios Sembako tersebut dapat diakses online oleh khususnya jamaah Masjid Al-Faizin.

"Masyarakat sekitar masjid sampai radius 5 kilometer dari masjid juga bisa mengakses secara online," tuturnya.

Sebuah aplikasi digital bernama Etanee Food Marketplace menjadi platform utama yang digunakan oleh Kios Sembako tersebut untuk menampilkan produk, menerima order dari masyarakat secara digital dan mengirimkan produk langsung ke rumah konsumen dengan melibatkan pengemudi ojek yang dikelola juga oleh pengurus masjid.

Co-founder Etanee, Herry Nugraha mengklaim, Etanee Food Marketplace menjadi marketplace pangan halal pertama di Indonesia.  Aplikasi ini ditujukan untuk segmen UMKM agar ekonomi kerakyatan tumbuh dan mudah mendapatkan akses pasar yang luas melalui teknologi digital, ujarnya.

Aplikasi Etanee memiliki kemampuan menghubungkan pelaku supply di hulu dan konsumen serta pelaku produk pangan dan pertanian di hilir. Dan di waktu bersamaan akan melibatkan ribuan tenaga transporter (ojek) yang akan melakukan jasa pengiriman produk etanee lamgsung ke rumah konsumen.

Pelatihan mosquenterprenuership juga melibatkan kolaborasi dengan perusahaan financial technology (fintech) Syarfi Crowdfunding. Ia memberikan pembiayaan secara syariah kepada para pelaku usaha, sekaligus menjadi media investasi bagi para lender yang ingin menginvestasikan dana secara syariah.

Syarfi memberikan plafon pembiayaan mulai dari Rp 2 juta sampai dengan Rp 2 miliar. Dengan skema tersebut berbagai lembaga usaha maupun UMKM pemula dapat memulai usaha mudah sekaligus berkah.

Dan yang paling penting kemudahan proses transaksi bagi para pelaku usaha pemula menjadi semakin mudah dengan dukungan Aplikasi Qasir yang juga melakukan penandatangan MoU dengan masjid Al-Faizin di pelatihan tersebut.

Qasir adalah point-of-sales system yang memberikan solusi pencatatan transaksi kasir melalui gadget dengan sangat mudah. Laporan transaksi disimpan di cloud-database sehingga mudah diakses oleh siapapun yang berkepentingan, termasuk ketika memiliki beberapa cabang kios.

Diantri mengatakan, dengan tersedia tiga pilar teknologi digital yaitu pembiayaan usaha (fintech), operasional usaha (POS system) dan terhubungnya supply-demand (marketplace) melalui masjid, makan para peserta pelatihan tidak perlu khawatir untuk memulai usaha dan membangkitkan ekonomi ummat sekarang menjadi mudah.

Direncanakan pelatihan mosquenterprenuership ini akan di-roll-out ke masjid-masjid lain di bawah koordinasi MES DKI Jakarta. "Insya Allah dengan sinergi berbagai pihak kebangkitan ekonomi ummat, semoga dapat terealisasi segera," ucap Diantri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement