Sabtu 23 Dec 2017 00:42 WIB

Yenny: Setelah tak Jadi Panglima Boleh Juga Jadi Santri

Tamu undangan berada diatas panggung saat peringatan Sewindu Haul Gus Dur di Jakarta, Jumat (22/12) malam.
Foto: Prayogi/Republika
Tamu undangan berada diatas panggung saat peringatan Sewindu Haul Gus Dur di Jakarta, Jumat (22/12) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menghadiri Sewindu Haul Alm KH Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur di Ciganjur Jakarta Selatan, Jumat (22/12 malam dan mengikuti tahlilan.

Ketua Panitia Sewindu Haul, Yenny Wahid dalam keterangan tertulisnya mengatakan tema Haul 'Semua Demi Bangsa dan Negara' dipilih sebagai bahan refleksi untuk semua elemen bangsa. Bahwa, persepektif dan pilihan politik siapapun boleh saja berbeda, sebagaimana agama, suku dan ras juga tidak semua sama.

"Namun, kesemuanya tetap harus disatukan oleh keinginan membangun bangsa, bukan hanya memenangkan kepentingan pribadi dan golongan saja," ujarnya.

Dalam sambutannya, Yenny menyapa satu persatu tamu undangan, salah satunya adalah Jenderal Gatot. Dia mengatakan Jenderal Gatot sangat akrab dengan para kiai yang kerap mondar-mandir dari satu pesantren ke pesantren lain.

"Setelah tidak lagi jadi Panglima boleh juga jadi santri," kata Yenny.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) itu duduk di barisan depan bersama putri Gus Dur, Yenny Wahid, KH Mustofa Bisri, dan Ketua PBNU, Said Aqil Siradz dan tamu undangan lainnya. Tahlilan yang dipimpin oleh Kiai Husein Muhammad, dan Syeh Abdul Mazid dari Mesir sebagai bentuk doa kepada almarhum Presiden Indonesia ke 4 itu.

Sementara dalam testimoninya Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan dirinya bangga bisa hadir di Haul Sewindu bapak bangsa. Menurutnya, Gus Dur adalah putra terbaik bangsa yang lahir dari dua tokoh yang juga Pahlawan Nasional Wahid Hasyim dan Hasyim Ansari.

"Bapaknya Gus Dur lah yang mempersatukan bangsa. Jadi kemampuan hebat Gus Dur ini karena memang ayahnya," kata Gatot.

Jenderal bintang empat yang akan memasuki pensiun pada 1 April 2018 ini pun mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mengenang ajaran-ajaran dan jasa pengabdian Gus Dur sepanjang hidupnya. "Keyakinan beliau kepada Islam sangat menginsiprasi berbagai kalangan terutama tokoh-tokoh agama. Beliau juga menjadikan Bhineka Tunggal Ika sebagai tiang utama," tegasnya.

Momentum Haul ini, Gatot mengajak semua untuk bersyukur karena Indonesia memiliki sosok Gus Dur sebagai bapak dan guru bangsa Indonesia. "Semoga Haul ini menjadi momentum untuk semakin sadar bahwa kemajemukan adalah keniscayaan yang melekat kepada bangsa Indonesia dan akan terus melekat erat di NKRI," ujarnya. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement