Rabu 20 Dec 2017 04:45 WIB

Agar Doa Terkabul

Rep: rahmat fajar/ Red: Agung Sasongko
Berdoa Ilustrasi
Foto: Antara
Berdoa Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ustaz Abdullah menjelaskan, dalam Alquran, Allah memerintahkan kepada umatnya untuk mengonsumi makanan yang thayib. Pengertian thayib dalam hal makanan yakni zat makanannya harus halal dan cara mendapatkan pun harus halal. Saat ini, banyak makanan halal bisa didapatkan baik ketika membeli di pasar maupun di mal dan dikonsumsi oleh keluarga. Namun, juga tidak sedikit dari mereka mendapatkan makanan tersebut dengan cara tidak halal.

Selain harus thayib dalam hal makanan, umat Islam juga harus thayib dalam hal perbuatan. Artinya, beramal saleh dan ikhlas kepada Allah. Kemudian apa yang dikerjakan oleh umat Muslim harus sesuai dengan syariat Islam.

Memakan makanan yang halal serta beramal saleh, kata Ustaz Abdullah, akan mempermudah doa-doanya terkabulkan. Dia mengungkapkan alasan anjuran kepada umat Islam agar memakan makanan yang thayib. Sebab, Allah Mahasempurna, suci, dan tidak ada ke kurangan sedikit pun. Apa yang ada pada Allah itu sempurna. Thayib oleh para ulama adalah sempurna, kata Ustaz Abdullah.

Dengan begitu Ustaz Abdullah mengajak kepada umat Muslim agar menghindari thayib dari kesan-kesan yang tidak baik. Sebab, thayib sendiri sejajar dengan makna Mahasuci. Sedangkan Allah tidak menerima hal- hal yang buruk. Allah tidak menerima kecuali yang indah-indah dalam hal apa saja, ujarnya.

Itu sebabnya hal tersebut ada kaitannya dengan makanan yang dikonsumsi oleh umat Muslim apakah halal atau haram. Jika yang dikonsumsi dipastikan halal, Allah juga akan menerima amalan yang dikerjakan. Allah sebagai yang Mahasuci dan tidak menerima apa pun, kecuali keindahan.

Untuk itu Ustaz Abdullah menegaskan, agar umat Muslim juga memperhatikan makanan yang dimakannya. Mereka harus mensucikan diri dari hal-hal yang tercela. Maka kalau diperhatikan adalah konsep kesucian yang dimiliki Muslim sempurna. Bukan hanya fisik tapi aqidah, perilaku keyakinan, kata dia.

Ustaz Abdullah juga mengajak agar membersihkan diri dari kekufuran. Jika tidak demikian, seluruh amalan yang dikerjakan tidak akan berguna. Jika dalam akidah terdapat kesyirikan, mereka akan dianggap najis. Cara membersihkan diri dari kekufuran dan kesyirikan, menurut Ustaz, yakni dengan tauhid dan keikhlasan.

Umat Islam pun harus menjauhi keburukan. Standar keburukan dalam Islam, yaitu sesuatu yang dianggap buruk oleh syariat. Meskipun boleh dalam pandangan sepintas baik, tapi dalam syariat buruk ya buruk, ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement