Jumat 15 Dec 2017 05:45 WIB
Belajar Kitab

Menjawab Kebutuhan Muslim

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Kitab Kuning
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Kitab Kuning

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kitab Safinah menjadi acuan para ulama dalam memberikan pengetahuan dasar agama bagi para pemula. Di Hadramaut Yaman, Madinah, Makkah, dan kota lainnya, para ulama menjadikan kitab ini sebagai tugas pertama yang harus dipelajari dan dihapal oleh para santrinya. Kitab ini membicarakan hal-hal yang selalu menjadi kebutuhan seorang Muslim dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, semua orang merasa perlu untuk mempelajarinya.

Kitab Safinah ini tersebar luas di kalangan para pecinta ilmu fikih, terutama yang menganut madzhab Syafi'i. Kitab ini dikenal di berbagai negara, baik Arab maupun Ajami (non-Arab), seperti Yaman, Makkah, Madinah, Jeddah, Somalia, Ethiopia, Tanzania, Kenya, Zanjibar, dan negara-negara Afrika. Kitab ini juga banyak dipelajari, antara lain, di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Tak heran, begitu dalamnya penjelasan mengenai pokok-pokok ibadah kepada Allah, kitab itu kini diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, seperti Indonesia, Melayu, India, Cina, dan lainnya.

Dengan penjelasan yang lengkap dan mudah dipahami, banyak ulama yang kemudian memberikan tambahan penjelasan atas kitab Safinah ini. Di antaranya:

1. Kasyifatus Saja ala Safinatin Naja (menyingkap tabir kegelapan dengan syarah (penjelasan) kitab safinah). Kitab syarah ini adalah yang terbesar dan terluas dari yang lainnya, dipenuhi dengan masalah-masalah fiqih yang pokok dan mendasar. Kitab ini ditulis oleh Syekh Nawawi Al-Bantani.

2. Durrotu Tsaminah Hasyiyah ala Safinah (Permata yang mahal dalam keterangan safinah). Kitab ini sangat penting untuk dimiliki oleh para pecinta ilmu. Karena, dilengkapi dengan dalil-dalil yang bersumber dari Alquran dan Hadis Nabi SAW. Kitab ini ditulis oleh Syekh Ahmad bin Muhammad Al-Hadrawi.

3. Nailur Raja Syarah Safinatun Naja (Meraih harapan dengan syarah safinah). Syarah ini sangat dipenuhi dengan ilmu dan hampir menjadi kebutuhan setiap pengajar yang akan menerangkan kitab Safinah. Kitab ini ditulis oleh seorang ulama besar dari Hadramaut Yaman, yaitu Sayyid Al-Habib Ahmad bin Umar Asy-Syatiri.

4. Nasimul Hayah Syarah Safinatun Naja. Syarah ini hampir sama dengan syarah yang ditulis oleh Syekh Nawawi Banten, tetapi memiliki tambahan dengan banyaknya dalil dan perincian yang teliti. Kitab ini ditulis oleh Syekh Al-Faqih Al-Qodhi Abdullah bin Awad bin Mubarok Bukair, seorang ulama kenamaan yang ahli dalam bidang fiqih di Hadramaut Yaman.

5. Innarotut Duja Bi Tanwiril Hija Syarah Safinah Naja. Salah satu syarah yang sangat otentik dan terpercaya karena dipenuhi dengan argumentasi dari Alquran dan Hadis. Yang unik, syarah ini ditulis oleh salah satu ulama dari Mazhab Maliki, yaitu Syekh Muhammad bin Ali bin Husein Al-Maliki, seorang ulama yang sangat ahli dalam berbagai ilmu agama. Beliau juga sangat terpandang dalam bidang ilmu bahasa dan sastra Arab.

Selain syarah atas kitab Safinah An-Najah, ada pula ulama yang tertarik menjadikan kitab Safinah ini dalam bentuk syair-syair. Mereka, antara lain:

1. Sayyid Habib Abdullah bin All bin Hasan AI-Haddad,

2. Sayyid Habib Muhammad bin Ahmad bin Alawy Ba~agil,

3. Syekh Shiddiq bin Abdullah, Lasem,

4. Syekh Muhammad bin All Zakin Bahanan, dan

5. Sayyid Habib Ahmad Masyhur bin Thoha Al-Haddad.

Banyaknya komentar dan penjelasan dari berbagai ulama terhadap kitab fikih yang ditulis oleh Syekh Salim bin Samir ini menunjukkan, kitab tersebut sebagai sebuah karya yang teramat luas dan dalam, baik isi maupun kandungannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement