Kamis 14 Dec 2017 17:15 WIB
Belajar Kitab

Cara Mudah Mengenal Tata Bahasa Arab

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Kitab Kuning
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Kitab Kuning

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi santri pondok pesantren (ponpes) Salafiyah (dahulu, tradisional), tentu sudah tidak asing dengan kitab Matan al-Ajurumiyah karya Syeikh Abu Abdillah Muhammad bin Dawud al-Shanhaji, yaitu sebuah kitab yang membahas ilmu tata bahasa Arab. Namun, kini, kitab tersebut juga banyak diajarkan di ponpes khalaf (terkini, modern).

Kitab ini menjadi pedoman bagi setiap santri ataupun bagi yang ingin mempelajari bahasa Arab secara lebih mendalam. Sebab, di dalamnya berisi tentang pengetahuan mengenai kedudukan sebuah kata atau kalimat dalam bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, istilah tata bahasa Arab ini disebut dengan ilmu nahwu. Begitu pentingnya ilmu nahwu sehingga di kalangan santri muncul istilah, "Kalau mau pandai atau menguasai bahasa Arab, dia harus paham ilmu nahwu."

Istilah tersebut bukannya tanpa alasan. Sebab, banyak orang yang bisa berbicara dalam bahasa Arab (muhadatsah) dengan rekannya (conversation), namun tidak menguasai ilmu tata bahasa Arab, terutama ilmu nahwu ini. Akibat tidak menguasai tata bahasa Arab dengan baik, seseorang yang hanya menguasai muhadatsah kemudian berbicara dengan orang yang menguasai tata bahasa Arab akan ditertawakan. Pasalnya, tata bahasa Arab yang digunakan itu menyimpang dari kaidah yang sesungguhnya sehingga menjadi kacau.

Memang, secara harfiah, mungkin bisa dipahami maksudnya. Namun, dalam penulisan yang benar, terdapat kesalahan dalam menempatkan kaidah-kaidah tata bahasa Arab. Kalimat yang seharusnya dipergunakan untuk kemarin malah dipakai untuk kondisi sekarang.

Karena itulah, seorang santri yang terbiasa berbicara bahasa Arab, seperti di pondok pesantren yang mewajibkan santrinya menggunakan bahasa Arab sebagai pengantar, masih mungkin banyak kesalahan dalam menggunakan kaidah bahasa Arab dibandingkan santri tradisional yang rutin mempelajari ilmu ini. Sebaliknya, bagi santri yang begitu hati-hatinya dalam menggunakan tata bahasa Arab, justru terkadang kesulitan saat melakukan muhadatsah (percakapan).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement