Rabu 13 Dec 2017 17:15 WIB
Belajar Kitab

Menjadi Mukmin yang Baik

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Berdoa Ilustrasi
Foto: Antara
Berdoa Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ulama asal Malabar, India, yang bernama Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz bin Zainuddin al-Malibari menyusun sebuah kitab dalam menuju jalan yang lurus tersebut, yaitu Irsyadul Ibad Ila Sabili al-Rasyad (Petunjuk Bagi Seorang Hamba Menuju Jalan yang Lurus).

Syekh Zainuddin memulai pembahasan kitabnya dengan bab iman. Berikutnya, baru dijelaskan tentang bab bersuci, shalat, puasa, dan zakat. Namun, di antara pembahasan masalah tersebut, Syekh Zainuddin menyelinginya dengan pembahasan tentang bagaimana caranya menjadi seorang Mukmin yang baik, seperti harapan, zuhud, sabar, dan sebagainya.

Karena itu, kitab ini menjadi semakin menarik untuk dipelajari. Sebab, selain diterangkan tentang masalah ibadah, juga dibahas tentang masalah pernikahan, perceraian, membangun rumah tangga yang harmonis, cara mendidik anak, dan lainnya.

Dalam bab shalat, ulama terkemuka India ini mengawalinya dengan penjelasan tentang keutamaan shalat fardhu. ''Sesungguhnya, shalat itu adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya atas setiap orang-orang yang beriman.'' (QS Annisaa: 103).

 

Dalam ayat lain, Allah berfirman, ''Hai orang-orang yang beriman, janganlah kesibukan terhadap harta dan anak-anakmu menyebabkan kamu lalai dalam mengingat Allah (shalat--Red). Siapa yang berbuat demikian, merekalah orang-orang yang merugi.''

Sementara itu, Rasulullah bersabda, ''Pertama kali yang diwajibkan atas umatku adalah shalat lima waktu, pertama yang terangkat dari amal mereka juga shalat lima waktu, dan yang akan ditanya dari amal mereka adalah shalat lima waktu.''

Dari Jabir RA, Rasulullah SAW bersabda, ''Perumpamaan shalat lima waktu itu bagaikan sungai yang lebar mengalir di muka pintu salah satu rumah kamu, lalu ia mandi daripadanya tiap hari lima kali. Apakah yang demikian itu masih ada kotoran yang tertinggal pada badannya?'' (HR Muslim).

Dalam kitab Az-zawajir karya Ahmad bin Hajar al-Haitami, disebutkan bahwa ''Siapa yang menjaga shalat lima waktu maka Allah akan memuliakannya dengan lima kemuliaan, yaitu dihindarkan kesempitan hidup, dijauhkan dari siksa kubur, diberi kitab amalnya dengan tangan kanannya, berjalan di atas shiratal mustaqim bagaikan kilat, dan masuk surga tanpa hisab.''

Dan, mereka yang meremehkan atau meninggalkan shalat akan dihukum dengan 15 siksaan, masing-masing lima di dunia, lainnya disiksa ketika meninggal dunia, siksa alam kubur, dan ketika keluar dari kubur.

Adapun siksa di dunia itu, antara lain dicabut barokah umurnya, dihapus tanda orang saleh dari mukanya, tiap amal yang dikerjakan tidak diberi pahala oleh Allah, doanya tidak dinaikkan ke langit, dan dia tidak dapat bagian doa orang saleh.

Adapun hukuman yang diterima ketika mati, antara lain matinya hina, mati kelaparan, dan mati haus. Andaikan diberi air samudra dunia, hal itu tidak akan membuatnya puas, malah tetap merasakan kehausan.

Sedangkan, hukuman yang menimpa dalam kubur adalah disempitkan kubur sehingga hancur tulang-tulang rusuknya, dinyalakan api dalam kubur sehingga ia bergelimpangan dalam api pada siang dan malam, dan didatangkan padanya ular yang matanya berapi. Ular itu bernama Syuja' al-Aqra'. Itulah balasan bagi mereka yang enggan melaksanakan shalat. Wa Allahu A'lamu.

Setelah pembahasan masalah shalat, Syekh Zainuddin Al-Malibari kemudian melanjutkan pembahasan lainnya. Di antaranya adalah pembahasan tentang harapan. Mengutip ayat Alquran surah Alzumar ayat 53, Syekh Zainuddin mengajak orang Mukmin untuk menggantungkan segala sesuatunya hanya kepada Allah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement