Selasa 12 Dec 2017 08:55 WIB

Din: Pendidikan Multikultural Cegah Sikap Radikalisme

Rep: Novita Intan/ Red: Esthi Maharani
Din Syamsuddin
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, Din Syamsuddin, mengatakan pencegahan sikap radikalisme bisa diselesaikan dengan memahami ajaran agama Islam berbasis multikultural.

"Ajaran agama perlu ada penekanan ide multikultural atau rasa toleransi. Pemahaman ini harus diajarkan ke semua agama," ujarnya kepada Republika.co.id usai acara 'Violent Extremisme & Religious Education in Southeast Asia' di Hotel Oriental Mandarin, Jakarta, Senin (11/12).

Menurutnya, saat ini ide multikultural telah digaungkan di perguruan tinggi Islam guna menjadikan pendidikan Islam yang inklusif. "Adanya ajaran agama berorientasi multikultural bisa diajarkan siswa ajaran agama masing-masing di tengah kemajemukan. Sehingga siswa itu juga bisa berwawasan," ucapnya.

Sementara Hasil riset Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menemukan siswa dan mahasiswa merasa bahwa pendidikan agama memiliki porsi yang besar dalam memengaruhi mereka agar tidak bergaul dengan pemeluk agama lain.

Secara rinci, porsi pendidikan agama terhadap pengaruh tidak bergaul dengan pemeluk agama lain, sangat besar 25,77 persen, cukup besar 23,18 persen, sedikit 21,30 persen, sangat sedikit 6,67 persen, dan tidak sama sekali 23,08 persen.

(Baca juga: Perbedaan Agama Justru Satukan Indonesia)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement