Senin 11 Dec 2017 19:15 WIB

Tokoh Lintas Agama Dukung Perjuangan Palestina

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agung Sasongko
Din Syamsuddin
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina (PPIP) menyelenggarakan Pertemuan Solidaritas Palestina, Menolak Keputusan Sepihak Donald Trump di Kantor CDCC, Jakarta pada Senin (11/12). Ketua PPIP, Prof Din Syamsuddin berpandangan pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait Yerusalem bagaikan menggali kuburnya sendiri.

"Kita semua sebagai masyarakat Internasional, tentu harus menghargai ketentuan peraturan-peraturan Internasional termasuk resolusi-resolusi PBB," kata Prof Din di Kantor CDCC kepada Republika.co.id, Senin (11/12).
 
Ia mengatakan, sudah begitu banyak resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Israel, termasuk posisi dari Yerusalem. Maka ketika Presiden Trump menyatakan mengklaim Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan akan memindahkan Kedutaan Besar AS ke sana. Hal tersebut termasuk sebuah pelanggaran terhadap peraturan-peraturan Internasional.
 
Ia melanjutkan, sikap Presiden Trump sebuah pelanggaran terhadap resolusi-resolusi PBB. Maka PBB harus menegakkan peraturan dengan memberikan sanksi sesuai ketentuan yang ada di PBB. "Yang kita harapkan Presiden Trump berpikir kembali, jika keputusan ini diteruskan, mendapat reaksi di seluruh dunia termasuk di AS sendiri, itu akan merepotkan Donald Trump sendiri," ujarnya.
 
Prof Din menyampaikan, banyak pengamat dan analis mengatakan, tidak mustahil Donald Trump bagaikan menggali kuburnya sendiri. Sebab, karena keputusannya mengklaim Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel memunculkan reaksi di dalam Negara AS. Oleh karena itu, ada baiknya Trump memikirkan kembali keputusannya karena keputusannya bisa sangat merugikan AS.
 
Di dalam Pertemuan Solidaritas Palestina juga hadir Ambassador Designated of The State of Palestine Zuhair Alshun, Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Liem Liliany Lontoh, Romo Franz Magnis-Suseno, KH Abdullah Djaidi dari MUI, Sekertaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Gomar Gultom dan tokoh-tokoh agama, masyarakat serta akademisi lainnya.
 
Prof Din menambahkan, ini pernyataan bersama para tokoh lintas agama yang mendukung PPIP. Ini bukti seluruh elemen rakyat Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, keadilan dan kasih sayang. Ini juga menunjukan bahwa para elemen rakyat Indonesia lintas agama, kelompok, suku dan lain sebagainya memberikan dukungan penuh kepada rakyat Palestina .
 
"Kita semua berada di belakang perjuangan rakyat Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri, apalagi bagi umat Islam Yerusalem adalah kota suci," ujarnya.
 
Ia menerangkan, terdapat Masjid Al Aqsa yang merupakan kiblat pertama umat Islam dan tempat miraj Rasulullah di Yerusalem. Kemudian, bagi umat Kristiani, Yerusalem juga dianggap sebagai kota suci karena di sana ada tempat kelahiran Isa Al Masih. Yaitu Bethlehem dan tempat-tempat suci umat Kristiani lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement