Senin 11 Dec 2017 18:15 WIB

Menag Tegaskan Sikap Indonesia Terkait Yerusalem

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Foto: dok. Pribadi
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menjadi salah satu pembicara pada Konferensi Internasional di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Forum Internasional ini mengangkat tema Perdamaian Dunia dan Islamphobia.

Di hadapan peserta konferensi yang berasal dari berbagai negara, Lukman menegaskan sikap Indonesia terkait pengakuan sepihak Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang Yerusalem sebagai ibukota Israel. Menurut Menag, Indonesia akan terus bersama rakyat Palestina memperjuangkan hak-haknya.

 

Pemerintah Indonesia, seperti disampaikan Presiden Joko Widodo, pada Kamis, 8 Desember, mengecam keras pengakuan sepihak AS tersebut dan meminta AS mempertimbangkan kembali keputusan tersebut, ujar Lukman di Abu Dhabi, Senin (11/12).

 

Menurut Menag, Pemerintah Indonesia berpandangan bahwa pengakuan sepihak tersebut telah melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB yang Amerika Serikat menjadi anggota tetapnya serta bisa mengguncang stabilitas keamanan dunia.

 

Rakyat Indonesia tetap konsisten untuk terus bersama dengan rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan hak-haknya sesuai dengan amanah Pembukaan UUD 1945, ucapnya.

 

Lukman menilai, pengakuan sepihak Donuld Trump bukan hanya meruntuhkan berbagai upaya damai sebelumnya dalam menyelesaikan persoalan Palestina, tetapi juga berpotensi menimbulkan gangguan stabilitas keamanan dunia di masa mendatang.

 

Alumni Pesantren Gontor ini mengatakan, keamanan dan kedamaian sulit terwujud di tengah ketidakadilan dan dominasi serta hegemoni yang kuat terhadap yang lemah. Kampanye memerangi terorisme global juga tidak akan membuahkan hasil jika dunia tetap membiarkan terjadinya teror oleh sebuah negara terhadap penduduk pemilik sebuah wilayah yang sah.

 

Indonesia telah berkomunikasi dengan negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan mendorong OKI untuk mengadakan sidang khusus tentang masalah pengakuan sepihak ini pada kesempatan pertama, serta meminta PBB untuk segera bersidang menyikapi pengakuan sepihak AS, katanya.

 

Atas nama Pemerintah Indonesia, Lukman pun mengapresiasi Pemerintah Uni Emirat Arab yang memfasilitasi penyelenggaraan konferensi tentang Perdamaian Dunia dan fenomena Islamophobia. Konferensi ini menjadi salah satu langkah strategis untuk terus mempromosikan budaya damai di tengah berbagai krisis yang melanda masyarakat Muslim di berbagai belahan dunia.

 

Konferensi internasional ini akan berlangsung selama tiga hari, 11-13 Desember 2017. Sejumlah ulama dan pakar dari berbagai negara hadir untuk menjadi pembicara, antara lain, Muhammad bin Abdul Karim Al-Isa dari Rabithah Alam Al Islami, Ahmad Taufiq Menteri Wakaf Maroko, Abbas Syauman dari Universitas Al Azhar Mesir, serta Sardar Muhammad Yusuf Menteri Wakaf Pakistan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement