Rabu 29 Nov 2017 04:57 WIB

Kemenag Gandeng Kemendikbud dalam Revisi Terjemah Alquran

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat peluncuran Terjemahan Alquran ke bahasa daerah dan Ensiklopedia Pemuka Agama Nusantara di Kemenag, Jakarta, Senin (19/12).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat peluncuran Terjemahan Alquran ke bahasa daerah dan Ensiklopedia Pemuka Agama Nusantara di Kemenag, Jakarta, Senin (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama menggandeng Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud dalam revisi penerjemahan Alquran versi bahasa Indonesia.  "Sejak 2 tahun ini kami bekerjasama dengan Kemenag," kata Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Dadang Sunandar saat memberikan sambutan pada Launching Portal Konsultasi Publik Revisi Terjemahan Alquran di Bayt Alquran, TMII, Jakarta, Selasa (28/11).

Dadang mengaku, berterima kasih Kemendikbud dilibatkan dalam proses revisi penerjemahan Alquran. Menurutnya, hal itu menjadi pekerjaan ini yang terhormat dan mulia. "Bahasa adalah media buat kita bersama", tambah Dadang.

"Saya berharap terjemahan ini bisa memperluas cakupannya, tidak hanya dalam negeri bahkan ke luar negeri," sambungnya.

Dadang juga berharap, nantinya bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa Internasional, dan salah satu jalannya dimungkinkan saja dari terjemahan Alquran. "Peluncuran Portal ini adalah langkah yang maju, dan saya sangat apresiasi hal ini," tandas Dadang.

 

Portal Konsultasi Publik Revisi Terjemahan Alquran dirilis oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Dalam sambutannya, Lukman mengatakan, bahwa hadirnya Portal ini tidak sekedar dalam rangka proses revisi, tapi juga membuka kesempatan bagi masyarakat untuk memberikan masukan. "Portal ini juga dimaksudkan untuk lebih memasyarakatkan terjemahan Alquran," tambah Menag.

Tampak hadir dalam acara ini, Kabalitbang dan Diklat Abd Rahman Mas'ud, Ketua Yayasan Mitra Netra Jakarta Bambang Basuki, Kepala LPMQ Mukhlis M. Hanafi , Tim terjemah Alquran KH Quraish Shihab, KH Ahsin Sakho Muhammad, KH Malik A. Madani, serta Direktur TMII Bambang Parikesit, dan para pakar Alquran.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement