Selasa 28 Nov 2017 19:30 WIB

Kita dan Instagram

Media sosial
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Media sosial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Oleh Herry Nurdi

Para pengguna Instagram setiap hari mengunggah sekurang-kurangnya 95 juta foto dan video dari segala penjuru dunia. Seperempat penduduk Amerika Serikat menggunakan medsos ini sebagai aktivitas bersosialisasi setiap hari..

Sebagian besar aktivisnya berusia di bawah 40 tahun. Ini usia produktif, jauh lebih muda dibanding dengan umur pengguna Facebook atau Twitter. Berjam-jam waktu mereka mereka habiskan untuk berselancar di dalam medsos satu ini.

Di Indonesia pengguna Instagram jumlahnya juga tidak kalah. Sebanyak 45 juta warga negeri ini aktif meramaikannya. Padahal awal tahun lalu, pengguna Instagram dari Indonesia hanya 22 juta orang. Artinya, hanya dalam waktu setahun pengguna medsos tersebut di negeri ini melonjak dua kali lipat, luar biasa. Ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara teraktif di dunia setelah Amerika Serikat sebagai pengguna Instagram.

Pengguna Instagram di seluruh dunia, pada bulan April 2017 tercatat sebanyak 700 juta orang, yang setiap hari mengunggah foto dan video. Ini belum lagi ditambah dengan Instagram Stories yang juga sangat aktif digunakan dari seluruh dunia. Indonesia bersama-sama dengan Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Brazil menjadi pengguna medsos tersebut yang paling aktif.

Di Instagram hampir semua jenis foto, gambar dan video ada di sana. Foto makanan, sangat banyak. Hasil karya seni melimpah. Foto dan artikel yang hanya clickbait juga tak kurang. Video inspirasi dimana-mana. Dakwah dan motivasi juga beraneka ragam kemasannya.

Sangat banyak, dan nyaris tak terkira. Mulai dari yang shalih, sampai yang paling sensual. Mulai dari yang santun, sampai yang paling brutal. Bahkan saat ini ada kurang lebih delapan juta akun di Instagram tercatat sebagai akun bisnis yang banyak meraih keuntungan. Semuanya ada!

Maka tak heran, jika salah satu medsos yang menyedot dan memakan banyak waktu manusia adalah Instagram. Instagram consuming our time. Waktu kita terhisap habis olehnya. Ini belum lagi ditambah dengan media sosial yang lainnya seperti whatsapp, facebook dan juga browsing youtube. Tiba-tiba kita tersadar bahwa kita telah berada di ujung hari.

Tak hanya berhasil menghisap konsentrasi dan waktu yang dimiliki manusia, bahkan medsos, terutama Instagram, berhasil mengekspos sisi terdalam manusia yang ingin tampil di depan orang lain. Ingin mendapatkan perhatian. Ingin menunjukkan diri dan eksistensi melalui foto sendiri

Setiap hari, berjuta karya swafoto diambil dan diunggah dari seluruh dunia. Google mencatat, tahun 2016 lalu foto semacam itu yang diunggah di medsos sebanyak 24 miliar. Bayangkan saudara, 24 miliar!

Tidak saja jumlahnya, cara dan sudut pandang swafoto pun semakin susah dinalar manusia. Tempat swafoto paling populer adalah kamar mandi. Gaya paling umum saat swafoto adalah the duckface selfie. Bahkan ada yang mencoba menembus batas dengan swafoto ekstrem. Misalnya akun @Kirill_Oreshkin yang memiliki follower 17,6K. Akun ini terkenal dengan foto-foto Kirill Oreshkin yang mengambil gambar dirinya di pucuk bangunan-bangunan tertinggi, di ujung tower, di puncak menara.

Begitulah kehebatan medsos, berhasil mengekspos keinginan, hasrat dan syahwat manusia untuk tampil. Bahkan saking hebatnya berswafoto, sampai-sampai tercetus untuk pertama kalinya di dunia, Hari Tanpa Selfie Sedunia pada tanggal 16 Maret 2018, tahun depan. Bayangkan, sampai-sampai diciptakan satu hari khusus agar tak ada swafoto di dunia.

Kemana ujungnya geliat medsos ini? Kemana hidup kita akan dibawa dengan semua kepungan dunia maya ini? Medsos dan dunia maya ini adalah sesuatu yang kita tahu bahayanya, kita kenali potensinya, kita membenci, sekaligus mencintai. Kita ingin menjauh di saat yang sama kita juga tak ingin berpisah.

Kita berniat akan berpuasa medsos, tapi godaan untuk membuka dan mengaksesnya demikian tinggi dan tak tertahan rasanya. Lalu di ujung hari, saat semuanya sudah reda kita baru menyadari, waktu kita telah habis dan sirna. Sungguh, manusia itu berada dalam kerugian yang nyata (Innal insana lafi khusr (al-Ashr:2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement