Jumat 24 Nov 2017 19:45 WIB

Indonesia Optimistis Jadi Destinasi Studi Islam Dunia

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Ketua Asosiasi Ma'had Aly Indonesia (AMALI), KH Abdul Djalal dalam Pameran Pendidikan Islam Internasional terbesar atau International Islamic Education Expo (IIEE) di Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/11) malam.
Foto: Muhyiddin / Republika
Ketua Asosiasi Ma'had Aly Indonesia (AMALI), KH Abdul Djalal dalam Pameran Pendidikan Islam Internasional terbesar atau International Islamic Education Expo (IIEE) di Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/11) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Direktirat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) menutup Pameran Pendidikan Islam Internasional atau International Islamic Education Expo (IIEE) 2017 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (24/11) sore.

Pameran pendidikan Islam terbesar ini dilaksanakan selama empat hari sejak Selasa (21/11) lalu dan berhasil membukukan 26 ribu pengunjung. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga berhasil menggelar Seminar Internasional Tahunan tentang Studi Islam (Annual International Conference on Islamic Studies, AICIS), Deklarasi Serpong, Apresiasi Pendidikan Islam (API), Seminar Internasional tentang Studi Pesantren, dan Kompetisi Robotik Madrasah.

 

Kegiatan ini ditutup oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof Kamaruddin Amin. Menurut Kamaruddin, banyaknya jumlah pengunjung itu menunjukkan bahwa masyarakat sangat antusias terhadap pendidikan Islam, termasuk masyarakat dari luar negeri.

 

"Jadi kami melihat pengjunjung yang begitu masif dan besar yang menujukkan antusiasme masyarakat untuk mengetahui lebih dekat tentang pendidikan Islam itu sangat luar biasa," ujar Kamaruddin kepada Republika.co.id, Jumat (24/11).

 

Menurut Kamaruddin, kegiatan yang dibuka oleh Menteri Agama ini sebenarnya bukan sekedar pameran biasa, tetapi merupakan gerakan Islam moderat dan toleran melalui etalase pendidikan Islam Indonesia yang dipamerkan. Dengan adanya pameran ini, kata dia, pendidikan Islam bisa dikenal secara Internasional.

 

"Ini menjadi dikenal secara Internasional karena ada 30 lebih perguruan tjnggi papan atas dunia dari luar negeri yang berpartisipasi," ucapnya.

 

Pameran yang mengangkat tema Pendidikan Islam Indonesia untuk Perdamaian Dunia ini telah menampilkan 200 booth kampus-kampus nasional dan internasional serta berbagai madrasah unggulan di Indonesia. Pameran ini menjadi referensi utama para pencari studi Islam dalam berbagai program dan jurusan di dalam dan luar negeri.

 

Kamaruddin optimis kedepannya Indonesia bisa menjadi destinasi studi Islam dunia. Karena itu, menurut dia, Kemenag kedepannya akan menyelenggarakan pameran pendidikan Islam terbesar ini setiap dua tahun sekali.

 

"Jadi sekali lagi saya optimis bahwa suatu saat ke depan Indonesia akan menjadi destinasi tempat tujuan belajar Islam di dunia. Ini salah satu jendelanya," kata Guru Besar UIN Alauddin Makassar ini.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement