Selasa 21 Nov 2017 20:00 WIB

Bisnis Replika Manuskrip Marak di Timbuktu

Rep: mgrol98/berbagai sumber/ Red: Agung Sasongko
Manuskrip Timbuktu, warisan peradaban Islam yang terancam punah (ilustrasi).
Foto: nfvf.co.za
Manuskrip Timbuktu, warisan peradaban Islam yang terancam punah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Timbuktu merupakan pusat manuskrip Islam di Afganistan. Tak heran, di kawasan tersebut muncul bisnis replikasi manuskrip.

Seperti dilansir worldbulletin, Selasa (21/11), banyak orang melek huruf datang ke Timbuktu dan replika dari buku-buku yang ada dikirim ke orang-orang yang menuntut ilmu di kota-kota dan daerah sekitarnya. Seiring waktu, Timbuktu mendapatkan reputasi untuk menyalin buku daripada perdagangan buku.

Dikatakan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menyalin buku-buku tersebut dengan cepat sehingga para ilmuwan yang bepergian melalui kota-kota ingin membeli. Apalagi perpustakaan pribadi menjadi penting di Timbuktu.

Namun, sarjana Afrika tidak hanya membaca buku tapi juga menulis potongan-potongan kalimat yang ada di dalam buku. Dengan hal ini dapat dikatakan bahwa salah satu alasan paling penting di balik fakta banyak manuskrip yang ada di perpustakaan pribadi Timbuktu.

 

Orang-orang Mali sering menyimpan manuskrip nenek moyang mereka di rumah mereka, sehingga kebanyakan dari mereka tidak dapat dicuri oleh negara-negara kolonial.

Karena perkembangan di bidang kegiatan ilmiah dan reproduksi buku, produksi kertas juga menjadi penting di Timbuktu. Terutama Arab dan Barbar dari Maghreb, Tripoli dan Mesir mengajarkan teknologi produksi kertas di dunia Islam kepada orang-orang Mali, sehingga memudahkan kegiatan terjemahan dan reproduksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement