Selasa 21 Nov 2017 19:30 WIB

HPC Afghanistan Belajar Kelola Kemajemukan dari Indonesia

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agung Sasongko
Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla menjamu kunjungan 27 orang dari perwakilan dewan tinggi perdamaian Afganistan di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (22/11).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla menjamu kunjungan 27 orang dari perwakilan dewan tinggi perdamaian Afganistan di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (22/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- High Peace Council (HPC) Afghanistan bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama menyelenggarakan dialog di Jakarta pada Selasa (21/11). HPC Afghanistan datang ke Indonesia karena ingin belajar mengelola kemajemukkan dari Indonesia melalui MUI dan ormas-ormas Islam.

Ketua Umum MUI, KH Ma'ruf Amin mengatakan, mereka datang ke Indonesia dalam rangka kunjungan tokoh-tokoh agama dan masyarakat yang diwakili HPC Afghanistan. Mereka datang ke Indonesia untuk belajar. Makanya mereka berkunjung ke sejumlah lembaga pendidikan keagamaan yang ada di Indonesia, seperti ke pesantren.
 
"Yang lebih utama lagi, (mereka ingin belajar) bagaimana Indonesia yang begini majemuknya, rasnya banyak, agamanya banyak, ormas Islam juga banyak tapi bisa terkelola dengan baik," kata KH Ma'ruf kepada Republika.co.id, Selasa (21/11).
 
Ia menjelaskan, di Afghanistan agamanya hanya Islam, mazhabnya juga tidak banyak. Tapi tidak mudah mengontrolnya sehingga terjadi konflik. Tetapi Indonesia yang sangat beragam bisa seperti ini, karena itu HPC Afghanistan ingin belajar ke Indonesia bagaimana cara mengelola kemajemukkan.
 
Ia melanjutkan, MUI akan menyampaikan kepada mereka,alhamdulillahIndonesiasampai hari ini bisa tetap utuh di tengah kemajemukkan. Bukan berarti tidak ada masalah di Indonesia, tetapi karena bersama-sama berusaha mengelola keutuhan bangsa dan hubungan antar umat beragama terbangun dengan baik maka bisa mengelola kemajemukkan. Serta ukhuwah Islamiyah dikelola bersama-sama.
 
"Hasilnya keutuhan, kebersamaan, toleransi dan saling pengertian," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement