Senin 20 Nov 2017 15:00 WIB
Belajar Kitab

Al-Fihrst Muat 8.360 Kitab dengan Berbagai Displin Ilmu

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Kitab Kuning
Foto: Antara
Kitab Kuning

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kitab Ibn an-Nadim ditulis dengan sangat sistematis. Klasifikasi bahasan disusun secara tematis dan bukan disusun menggunakan periodisasi waktu. Al-Fihrist terdiri atas 10 bab atau al-maqalat dan terdapat 32 subbab yang diberi nama fan atau funun.

Sementara itu, al-Fihrist memuat kurang lebih 8.360 kitab dengan berbagai latar belakang displin ilmu. Keseluruhan kitab tersebut berhasil dihimpun Ibn an-Nadim dari 2.238 pengarang buku.

Sebagai gambaran singkat, pada bab pertama yang terdiri atas tiga bahasan, Ibn an-Nadim menguraikan karakter bahasa bangsa Arab dan non-Arab ragam tulisan serta bentuknya. Lalu, diuraikan nama-nama kitab yang diturunkan kepada agama-agama samawi, terutama agama Islam. Lebih teperinci, Ibn an-Nadim memaparkan kitab-kitab yang berkaitan tentang Alquran, ilmu-ilmu Alquran, masalah bacaan (qiraah), dan lain sebagainya.

Tak lupa pula, Ibn an-Nadim menyebutkan kitab-kitab tentang perbedaan mushaf, di antaranya, kitab Ikhtilaf Mashahif karangan Khalaf, Ikhtilaf al-Mashahif Wa Jami' al-Qiraat karangan al-Madaini, Ikhtilaf Ahl al-Kufah Wa al-Bashrah Wa as-Syam fi Al-Mashahif karangan al-Fara.

Kemudian, bab kedua yang terdiri atas tiga bahasan mengupas kitab-kitab ahli tata bahasa dan sastra Arab. Ibn an-Nadim memulai dengan menyebutkan ahli nahwu dari Basrah berikut kitab-kitab mereka.

Di bahasan kedua, disusul dengan bahasan tentang ahli nahwu dan sastra Arab dari Kufah, lantas diikuti dengan menyebutkan ulama yang terkontaminasi dengan dua mazhab sekaligus, Kufah dan Basrah.

Seperti Ibnu Qutaibah, dia terpengaruh dengan dua kutub aliran sastra Arab tersebut yang terlihat dari beberapa karyanya, antara lain, kitab tentang syair Ma'ani as-Syi'ri al-Kabir yang terdiri atas 12 bab, kitab /al-Maratib, al-Qalaid, dan kitab Ibn Qutaibah yang terkenal, yaitu tentang tafsir hadis-hadis kontroversial berjudul Ta'wil Mukhtalaf al-Hadits.

Pada bab yang ketiga, uraian berkutat seputar ahli sejarah, hadis, biografi, ahli nasab, dan penulis sejarah berdasarkan kasus tertentu. Ia juga mengupas raja, para sekretaris, utusan surat, penyanyi, pemusik, dan para pelawak atau penghibur berikut kitab yang mereka karang. Misalnya, al-Adali dan Abu al-Faraj Muhammad bin Ubaidillah yang masing-masing mengarang kitab tentang seni permainan catur, Manshubat as-Syathranji.

Bagian keempat berisi tentang puisi dan penyair pada masa sebelum lahirnya agama Islam, pada masa Bani Umayah, dan pada masa Bani Abbasiyah. Bagian kelima mengulas filsafat dan para cendekiawan skolastik.

Selanjutnya, pada bagian keenam, Ibnu Nadim mengulas hukum, ahli fikih, dan ahli hadis. Mengenai filsafat dan ilmu pengetahuan, legenda, dongeng, sihir dan sulap, sekte dan kepercayaan, serta para ahli kimia dibahas pada bagian ketujuh, kedelapan, kesembilan, dan sepuluh.

Kitab al-Fihrist telah memberikan sumbangan yang besar bagi dunia untuk memahami Islam melalui kajian terhadap karya-karya yang dicapai umat Islam di era keemasan.

Melalui karya tersebut, Ibnu Nadim tidak saja telah mengenalkan karya-karya pencapaian umat Islam pada suatu masa tertentu, tetapi juga telah menunjukkan cara lain dalam memahami Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement