Ahad 19 Nov 2017 00:29 WIB

Islam Digest Buat Laporan Khusus Tentang Muhammadiyah

Muhammadiyah (ilustrasi)
Foto: dokumen
Muhammadiyah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Belum lama ini, Muhammadiyah mengadakan berbagai kegiatan untuk merayakan hari jadinya ke-105. Ini sungguh usia yang sangat matang. Lebih dari seratus tahun, perhimpunan telah banyak berkontribusi bagi masyarakat Indonesia.

Hal tersebut membuat kami terpanggil untuk membuat edisi khusus "Islam Digest" tentang Muhammadiyah. Ada enam halaman yang khusus membahas tentang Muhammadiyah, mulai sejarah, kiprah dalam berbagai bidang, dan tantangan ormas tersebut pada masa yang akan datang.

Halaman 17 berisikan wawancara dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir. Kami berterima kasih kepadanya yang bersedia berkorespondensi seputar pengalaman terjun di Muhammadiyah dan berbagai hal yang menjadi tantangan organisasi itu ke depan.

Edisi kali ini tidak menampilkan rubrik "Kisah". Insya Allah, hal ini tidak mengganggu konten "Islam Digest" secara keseluruhan. Rubrik tersebut akan kembali kami tampilkan pada edisi mendatang.

Kemudian, rubrik "Mujaddid" kami pindahkan ke halaman 19. Rubrik "Cerpen" yang biasanya ada di halaman 19, kini dipindahkan ke halaman 23.

Rubrik "Mujaddid" menampilkan tokoh Muhammadiyah yag berkontribusi besar bagi kemerdekaan dan kedaulatan negeri ini, Ir Juanda. Dialah sosok yang mempertahankan wilayah perairan Indonesia, sehingga Indonesia kini menjadi negara maritim.

Jasa Ir Juanda sangatlah besar. Berkat deklarasi yang menyatakan wilayah perairan sekitar daratan masuk dalam area NKRI, Indonesia dapat mengolah berbagai kekayaan laut dengan maksimal. Pendapatan negara dari sektor kelautan dan perikanan juga tidak sedikit.

Tak hanya itu, dia juga dikenal sebagai sosok yang bersahaja dan sederhana. Ketika ditawari pekerjaan menjadi dosen dengan penghasilan yang lebih tinggi, Juanda justru lebih memilih menjadi guru yang mengajar di sekolah Muhammadiyah.

Ini menandakan kekayaan materi tidak menjadi patokan dalam menjalani kehidupan. Dengan semangat mengajari dan mendidik umat, nama Juanda semakin dikenal luas. Gagasan dan pemikirannya dimanfaatkan masyarakat untuk pembangunan negeri ini.

Rubrik "Arsitek" masih menyajikan informasi mengenai bangunan unik seputar Islam kali ini adalah Masjid Qol Sharif di Rusia. Masjid yang didominasi warna biru itu sangat indah di pandang dari kejauhan. Di dalamnya terdapat berbagai aktivitas yang diselenggarakan untuk meramaikan dakwah Islam di sana.

Umat Islam di sana juga dapat memanfaatkan masjid tersebut untuk berbagai kegiatan, mulai perjamuan, pendidikan, diskusi, seminar, dan banyak lagi. Perpustakaan di dalamnya menyimpan berbagai koleksi buku-buku keislaman yang layak menjadi rujukan masyarakat luas.

Rubrik "Resensi" kali ini menampilkan buku berisikan tulisan-tulisan KH Abdul Wahid Hasyim. Menteri agama Indonesia yang pertama itu ternyata memiliki banyak gagasan.

Di era keterbatasan informasi, pada saat Indonesia sedang menghadapi penjajahan Jepang, kemudian merdeka pada 1945, KH Wahid mampu mendapatkan pengetahuan tentang dinamika politik di Timur Tengah dan Barat.

Ayah presiden Indonesia keempat KH Abdurrahman Wahid ini juga aktif dalam organisasi Nahdlatul Ulama (NU) yang kini mengakar. Dia menjelaskan perbedaan NU dengan organisasi lainnya, yaitu ulama selalu menjadi rujukan dalam bersikap. Mereka adalah guru yang selalu memberikan nasihat kepada masyarakat luas.

Masih banyak gagasan dan pemikiran KH Wahid yang sangat menarik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dia merupakan sosok yang tidak segan-segan memberikan masukan kepada siapa pun. Tujuannya, agar orang-orang dapat berubah menjadi lebih baik. Gagasan KH Wahid lebih lanjut dibahas di rubrik "Resensi".

Rubrik "Dunia Islam" menghadirkan pembahasan mengenai perkembangan Muslim di Jamaika. Di sana, umat Islam tumbuh sebagai agama minoritas yang diakui masyarakat. Meski kerap menjadi sorotan pemberitaan negatif, umat Islam di sana tetap tumbuh dan mampu membangun fasilitas keislaman yang dapat dimanfaatkan masyarakat luas.

Rubrik "Oase" menghadirkan sosok mualaf yang menikah dengan pria asal Palestina. Perjalanan hidupnya dapat menjadi ibrah bagi siapa pun agar tidak pesimistis dalam memandang Islam.

Selamat membaca "Islam Digest" di Koran Republika edisi Ahad 19 November 2017.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement