Jumat 17 Nov 2017 21:11 WIB

Rektor UIN Ar-Raniry Ingatkan Bahaya Suka Mengkafirkan

Rektor UIN Ar-Raniry Ptof Farid Wajdi Ibrahim mengisi kajian Islam bulanan.
Foto: Dok UIN Ar-Raniry
Rektor UIN Ar-Raniry Ptof Farid Wajdi Ibrahim mengisi kajian Islam bulanan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Salah satu sebab hancurnya Timur Tengah hari ini adalah karena banyak di antara umat Islam di sana yang saling mengkafirkan antarsesama.  Keadaan ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak luar yang ingin melihat Timur Tengah terus dalam distablitas.

 

Hal tersebut disampaikan Rektor Universitas  Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim, MA saat mengisi kajian Islam bulanan dengan tema “Radikalisme: Meredukasi Kebebasan Akademik” yang diselenggarakan Badan Edukasi Sosial Tarbiyah (BEST) di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Kamis, (16/11).

“Sebagai contoh, Suriah hari ini hancur karena saling menyesatkan antar tokoh-tokoh agama di sana. Jadi aneh ketika hari ini kita melihat di sini juga ada yang suka mengkafirkan sesama Muslim, bukan mengislamkan kafir,” kata Prof Farid dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (17/11).

Oleh sebab itu, Prof Farid berharap masyarakat Indonesia belajar dari tragedi kehancuran Timur Tengah agar tidak terulang di negeri ini. “Sebab, ketika sudah suka mengkafirkan, maka umat Islam akan mudah disetting pihak-pihak asing,” ujarnya.

Dalam kajian yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa dan seratusan akademisi UIN ini,  Farid juga menegaskan, bahwa di UIN Ar-Raniry tidak akan bisa berkembang paham-paham yang radikal karena pembelajaran agama yang sangat memadai.

Farid juga menyatakan, bahwa paham radikalisme ini sebenarnya lahir karena adanya pembiaran, diciptakan dan juga karena ketikdakadilan pemerintah.

“Untuk mencegah radikalisme ini, pemerintah harus berbuat adil bagi seluruh rakyatnya sehingga mereka akan merasa diayomi oleh pemerintah,“ kata Farid.

Selain mahasiswa, dalam kajian yang berlangsung sekitar tiga  jam ini, sejumlah dosen ikut memberikan tanggapan. Salah satu dosen, Dr Fajarul Falah mengatakan, ia sepakat dengan apa yang disampaikan Prof  Farid. Ia juga mengatakan bahwa apa yang disampaikan Prof Farid agar umat Islam tidak suka mengkafirkan persis seperti dulu Sultan Iskandar Muda dalam Qanun Meukuta Alam Al-Asyis mewasiatkan agar Aceh dijaga dari golongan-golongan yang radikal.

Saat mengisi materi ini, Farid juga mendesak para dosen UIN agar semuanya bergegas ke masjid saat adzan berkumandang.  Farid juga mengaku kehabisan akal bagaimana agar saat adzan berkumandang, kantin bisa kosong dan semuanya menuju masjid. Tapi selama ini, kata Farid,  kantin dianggap lebih penting dari shalat ke masjid.

“Kalau lihat dosen yang tidak ke masjid saat adzan berkumandang, silakan lapor kepada saya. Akan saya beri hadiah “ pungkas rektor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement