Sabtu 18 Nov 2017 06:30 WIB

Menyelami Tanda-Tanda Kebesaran Allah

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Mengingat Allah Ilustrasi.
Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Mengingat Allah Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Allah SWT memberikan pelajaran kepada manusia lewat beragam cara. Salah satunya adalah dengan menampilkan kisah orang-orang terdahulu di dalam Alquran. Ada kisah para nabi dan rasul, ada pula kisah tentang para pendurhaka, seperti Qarun, Firaun, serta umat atau kaum yang telah dibinasakan oleh Allah SWT.

Semua kisah yang terdapat di dalam Alquran itu sejatinya tidak hanya menjadi cerita yang diperdengarkan kepada anak cucu kita. Melainkan menjadi pengingat dan ibrah bagi semua orang. Ustaz Adi Hidayat mengatakan, banyak peradaban manusia pada masa lampau telah dimusnahkan Allah karena kedurhakaan me reka terhadap Sang Pencipta.

Saat ini, sebagian dari sisa-sisa peradaban mereka masih dapat kita temukan dalam ben tuk puing-puing reruntuhan kota atau pun dalam rupa peninggalan yang lainnya. Menurut Ustaz Adi, semua peninggalan sejarah itu semestinya dapat menjadi pelajaran untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT.

 

Namun, tidak sedikit orang yang berkunjung ke situs-situs sejarah tersebut hanya untuk berwisata atau sekadar mengambil foto. Padahal, sisa-sisa peradaban di zaman lampau sengaja dihadirkan Allah untuk memberikan pesan sekaligus menunjukkan tandatanda kekuasaan-Nya kepada manusia yang hidup pada masa sesudahnya.

"Bagi orang yang beriman, apa saja yang ia lihat dan dengar selalu mengingatkannya dengan Allah SWT. Begitu pula ketika ia melihat puing-puing peradaban umat manusia di masa lalu atau men dengar kisah tentang mereka, akan bertambah keimanannya kepada Allah," ujar Ustaz Adi saat mengisi kajian Islam di Masjid an-Nur Tanah Kusir, Jakarta, belum lama ini.

Allah SWT berfirman, "Sesungguh nya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), 'Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau mencip takan ini dengan sia-sia, Mahasuci Eng kau, maka peliharalah kami dari siksa neraka'." (QS Ali Imran [3]: 190–191).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement