Kamis 16 Nov 2017 13:41 WIB

Ribuan Masyarakat Aceh Hadiri Tabligh Akbar Peduli Rohingya

Suasana Malam Amal dan Tabligh Akbar, Zikir dan Doa bersama untuk Muslim Rohingya di Masjid Baiturrahman Banda Aceh, Senin (13/11).
Foto: Dok SAUR
Suasana Malam Amal dan Tabligh Akbar, Zikir dan Doa bersama untuk Muslim Rohingya di Masjid Baiturrahman Banda Aceh, Senin (13/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Ribuan masyarakat Aceh, para ulama, pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) serta para undangan lainnya hadir dan tumpah ruah di halaman depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh untuk mengikuti Malam Amal dan Tabligh Akbar, Zikir dan Doa bersama untuk Muslim Rohingya. Acara yang dimulai dengan shalat isya berjamaah dimana para berjama’ah memakain pakaian serba putih, Senin (13/11) malam.

Sebelum zikir dan doa bersama dimulai, sejumlah tokoh memberi sambutan dan menunjukkan solidaritas untuk muslim Rohingya.  Koordinator Solidaritas Aceh untuk Rohingya (SAUR), Tgk. H. Fasail Ali dalam sambutannya mengatakan, semangat masyarakat Aceh untuk membantu muslim Rohingya sangat luar biasa.

“Beberapa daerah yang kami sambangi  untuk mengumpulkan donasi, ada nenek yang memberikan telur bebek sumbangan untuk muslim Rohingya. Ada nenek yang memberikan asam sunti. Itu yang ada kemudahan bagi mereka, dan bantuan apa yang mereka miliki itu adalah sebagai partisipasi nenek itu untuk membantu muslim Rohingya dengan apapun yang mereka bisa, “ ujar Tgk. H. Faisal Ali yang juga wakil ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Provinsi Aceh ini dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (15/11).

Faisal Ali juga mengatakan,  pelaksanaan acara tabligh akbar tersebut sama sekali tidak mengambil donasi yang terkumpul untuk Rohingya. Dana tabligh akbar dikumpulkan dari sumber lain agar donasi masyarakat Aceh bersih tersalurkan untuk Muslim Rohingya.

“Saat ini lebih kurang 500.000 Muslim Rohingya mengungsi dan hidup dalam keadaan yang menyedihkan. Tidak ada tempat tidur, tidak ada tempat mandi. Sementara kita di sini bisa makan enak, bisa shalat dengan nyaman, bisa mandi. Tapi saudara Muslim Rohingya saat ini sedang ditindas oleh penjajah, “ tutur Faisal Ali yang juga Ketua Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama Provinsi Aceh.

 

Ia mengajak hadirin berdoa kepada Allah, memohon pertolongan Allah supaya Muslim Rohingya bisa kembali merasakan kedamaian seperti yang dirasakan oleh Muslim Indonesia, khususnya Aceh.

Faisal Ali menyebutkan,  saat ini sudah terkumpul Rp 2  miliar donasi masyarakat Aceh untuk Rohingya. Sebagian dana tersebut  sudah disalurkan via ACT dan sisanya akan disalurkan pada Desember nanti. Pihaknya, kata Faisal Ali, menargetkan bisa mengumpulkan donasi mencapai Rp 5 miliar.

“Saat ini baru beberapa kabupaten terbentuk cabang Solidaritas Aceh untuk Rohingya, namun bantuan yang terkumpul sudah luar biasa. Jadi kita harapkan kepedualian dari masyarakat Aceh seluruhnya untuk berpartisipasi membantu Muslim Rohingya. Dan dalam hal ini, kami di MPU diminta oleh teman-teman ormas untuk berdiri di garda depan untuk menunjukkan kepeduliaan pada Muslim Rohingya,“ tambah Faisal Ali.

Ketua panitia pelaksana Tabligh Akbar, Tgk Muhammad Balia mengatakan, pada malam amal dan tabligh  akbar tersebut,  pihak SAUR juga menerima donasi dari masyarakat dan Pemerintah Kota Banda Aceh sebesar Rp 252 juta. Sebelumnya sebelum acara donasi, SAUR juga menerima donasi dari Baitul Mal Aceh Rp 100 juta, dari pihak DPRA Rp  50 juta, serta dari jamaah yang hadir terkumpul sebanyak Rp 23 juta. 

Pada saat penggalangan dana, asam sunti yang disumbangkan seorang nenek di Aceh Besar dibeli oleh seorang jamaah dengan harga Rp 1 juta.

Zikir dan doa bersama dipimpin Tgk Zamhrui Ramly, pimpinan Majlis Zikir Zawiyah Nurun Nabi. Para jamaah mengikuti acara dengan khusyuk hingga selesai. Malam amal dan Tabligh Akbar untuk Rohingya ini selain dihadiri ribuan masyarakat Aceh, turut juga  dihadiri oleh Sekda Aceh Darmawan, pimpinan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Prof Dr Muslim Ibrahim MA, Wakil Walikota Banda Aceh Zainal Arifin, Forkopimda, mantan Gubernur Aceh Zaini Abdullah, serta sejumlah tokoh ulama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement