Selasa 14 Nov 2017 12:55 WIB
Di Depan Ratusan Ulama dan Tokoh Agama

Anies: Kami tak Ada Kompromi dengan Narkoba dan Asusila

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Agus Yulianto
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat bertemu sejumlah ulama dan tokoh agama di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (14/11).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat bertemu sejumlah ulama dan tokoh agama di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (14/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sikap tegas ditunjukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Di bawah kepemimpinan Anies Baswedan, provinsi ini akan menindak tegas setiap penyalahgunaan narkoba dan praktik-praktik asusila yang terjadi di wilayahnya.

Hal itu ditegaskan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat bertemu dengan para ulama dan tokoh agama di Balai Kota. "Kita ingin meneruskan pesan kepada semua bahwa Jakarta tidak akan kompromi pada praktik-praktik asusila," kata dia di hadapan ratusan ulama di pertemuan tersebut, Selasa (14/11).

Anies menegaskan, Jakarta harus menjadi kota dengan standar moral yang tinggi. Alasan itu yang menjadikannya tidak melanjutkan izin Hotel dan Griya Pijat Alexis beberapa waktu lalu.

Dia berharap, semua tempat hiburan di Jakarta menghentikan bisnis prostitusi sebelum dibubarkan Pemprov DKI. "Baru seminggu salah satu tempat yang paling terkenal tidak kita teruskan izin, sempat ramai juga, tapi yang bersangkutan menyatakan menerima. Kalau yang bersangkutan menerima kenapa yang lain tak menerima?," ujar dia.

 

Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu menambahkan, komitmen untuk membersihkan Jakarta dari praktik-praktik tak bermoral juga ditunjukkan dengan menutup Diskotek Diamond. Tempat itu, merupakan lokasi penangkapan politikus Golkar Indra J Piliang dan rekannya yang dinyatakan positif mengonsumsi narkoba.

"Tempat-tempat yang ditutup karena di sana ditemukan alat-alat ditemukan praktik-praktik narkoba maka kita tidak akan izinkan untuk dibuka lagi. Tutup tempat itu. Kita tidak mau buka tutup, buka tutup, buka tutup, nah tutup selesai. Nggak mungkin aparat kita terus mengawasi setiap tempat," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement