Selasa 14 Nov 2017 12:20 WIB

Bertemu WNI di Jepang, Menag Bicara Moderasi Islam

Menag Lukman Hakim Saifuddin bicara moderasi Islam saat bersilaturahim dengan warga Indonesia di Jepang
Foto: dok. kemenag.go.id
Menag Lukman Hakim Saifuddin bicara moderasi Islam saat bersilaturahim dengan warga Indonesia di Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bertemu dengan warga Negara Indonesia yang berada di Jepang. Pertemuan bertajuk silaturahim ini difasilitasi oleh Kedubes RI di Tokyo, Jepang.

Di hadapan diaspora Indonesia di Jepang, Menag bicara soal moderasi Islam. Menurutnya, Kementerian Agama saat ini tengah mengkampanyekan Islam moderat yang rahmatan lil alamin. “Kami terus menyiarkan moderasi Islam, tentang bagaimana Islam didekati dari sisi terdalam, tidak semata sisi luar,” ujarnya,  kemarin.

Menurutnya, agama bisa dilihat dari dua sisi, luar dan dalam. Pada sisi luar agama, terdapat banyak keragaman, baik mazhab, paham, maupun aliran. Sementara sisi dalam agama berupa substansi yang bersifat universal dan menjadi titik temu agama-agama. Substansi itu misalnya berupa nilai kejujuran, keadilan, kesamaan hak, larangan mencuri, larangan membunuh, dan lain-lain.

“Dalam kemajuan teknologi informasi di mana hubungan antar negara, budaya, dan peradaban semakin tidak terbatas, seharusnya agama lebih dilihat pada sisi dalamnya agar ditemukan banyak kesamaan dalam keragaman,” tuturnya.

Lukman menegaskan bahwa dirinya adalah  menteri semua agama yang bertugas mengurus semua agama. Jadi bukan hanya Islam, meski mayoritas dipeluk penduduk Indonesia.

“Agama hadir untuk mengayomi semua umat manusia, terlepas apa yang dipeluk. Tugas pemeluk agama adalah menebarkan kedamaian. Soal hidayah itu urusan Tuhan. Semua orang dituntut menebarkan kebajikan,” kata Lukman.

Kesempatan bertemu Menag dimanfaatkan WNI di Jepang untuk berdialog.  Muhammad Huda misalnya, mengungkapkan bahwa jumlah masyarakat muslim di Jepang mencapai  40ribu.

"Lantas, apakah ada program dari Kemenag membina masyarakat Muslim di luar negeri?" tanya Huda yang juga aktivis Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang.

Menag mengaku, belum mempunyai program khusus untuk layanan pembinaan keagamaan bagi masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri. Namun demikian, Menag membuka peluang untuk menjalin kerja sama di masa mendatang.

Menag dijadwalkan akan berada di Jepang hingga Rabu (15/11) lusa. Selain ke Keoi University Jepang, Menag juga dijadwalkan berkunjung ke Chuo University untuk berdiskusi dengan Prof  Hisanori Kato tentang Kehidupan Beragama di Jepang.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement