Senin 13 Nov 2017 11:08 WIB

JK: Shalat Jumat di Kazakhstan Capai 20 Ribu Jamaah

Rep: Fuji EP/ Red: Karta Raharja Ucu
Penutupan Muktamar DMI. Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan arahan pada penutupan Muktamar Dewan Masjid Indonesia (DMI) ke-7 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Ahad (12/11).
Foto: Republika/ Wihdan
Penutupan Muktamar DMI. Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan arahan pada penutupan Muktamar Dewan Masjid Indonesia (DMI) ke-7 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Ahad (12/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) periode 2017-2022, Muhammad Jusuf Kalla (JK) menceritakan, Shalat Jumat di Kazakhstan jamaahnya sampai 20 ribu orang. Sekitar 95 persen jamaahnya anak-anak muda.

Wakil Presiden RI, JK mengatakan, bulan lalu ke Kazakhstan di Asia Tengah. Kazakhstan adalah negara bekas Uni Soviet. Ulama-ulama besar zaman dulu ada dari Kazakhstan. Jumlah masjid di Negara Kazakhstan tidak banyak, tapi masjidnya besar-besar dan bagus.
 
"Salah satunya saya datangi masjid besar," kata JK saat memberikan pidato penutupan Muktamar DMI ke-VII di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Ahad (12/11).
 
Ia melanjutkan ceritanya, kemudian Imam masjid tersebut mengatakan, di masjid itu kalau Shalat Jumat jamaahnya sampai 20 ribu orang. Kapasitas masjid bisa menampung 10 ribu orang, tapi halaman masjidnya bisa menampung banyak jamaah juga.
 
"Sembilan puluh lima persen yang shalat (Jumat) anak muda, orang tua malah tidak shalat," ujarnya.
 
Ia menceritakan mengapa orang tua di Kazakhstan tidak shalat. Sebab, saat zaman Uni Soviet yang melakukan shalat di masjid kebanyakan orang tua. Sementara, anak-anak muda tidak sholat karena pengaruh komunis.
 
Tiga puluh tahun kemudian, dikatakan JK, anak-anak muda yang tidak sholat karena pengaruh komunis sudah tua. Jadi tetap tidak shalat sampai sekarang. Tapi anaknya belajar mengaji, mereka itulah yang sekarang memenuhi masjid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement