Jumat 10 Nov 2017 03:40 WIB

Emmanuel Macron Sanggah Islam Penghancur Agama Lain

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Presiden terpilih Perancis Emmanuel Macron perayaan kemenangan di depan Museum Louvre.
Foto: Thibault Camus/AP
Presiden terpilih Perancis Emmanuel Macron perayaan kemenangan di depan Museum Louvre.

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan lantang membela kedudukan Islam. Dia menyatakan jika Islam bukan penghancur seperti dituduhkan banyak orang di dunia.

"Mereka yang berusaha mengatakan Islam adalah penghancuran agama lain adalah pendusta," kata Macron dikutip dari BBC, Jumat (10/11).

Pernyataan itu terucap ketika dia menghadiri pembukaan museum di Abu Dhabi pada Rabu (8/11). Dia menyatakan jika Islam tidak bisa didudukan sebagai penghancur. Dia bahkan dengan tegas jika ada yang mengatakan hal itu berarti sebuah kebohongan.

Pernyataan tersebut sepertinya berangkat dari penilaiannya terhadap sumbangsih Muslim dalam karya seni. Seperti pembangunan museum senilai 1 miliar poundsterling di Abu Dhabi tersebut.

Tempat tersebut dibangun selama 10 tahun terakhir. Setelah berdiri kokoh, museum ini memiliki 600 karya seni secara permanen dan 300 dipinjam dari Perancis.

Bangunan tersebut memegang peranan penting dalam seni dan barang-barang yang berhubungan dengan sejarah dan agama dari seluruh dunia. Dengan kondisi tersebut Macron pun tanpa sungkan menyebutnya "jembatan antara peradaban".

Krya-karya dari seluruh dunia mulai dari maestro Eropa seperti Van Gogh, Gaugin dan Picasso, hingga dari Amerika seperti James Abbott McNeill Whistler (lukisannya adalah the Whistler's Mother) danseniman modern Ai Weiwei dari China. Museum ini juga telah bergabung dengan institusi Arab yang telah meminjamkan 28 karyanya.

Di antara artefak yang tidak ternilai harganya yang dipamerkan adalah patung sphinx yang berasal dari abad ke-6 SM dan sebuah lukisan yang menggambarkan tokoh-tokoh dari Alquran.

Proyek tersebut, yang disetujui antara Prancis dan Abu Dhabi pada tahun 2007, pada awalnya dimaksudkan untuk dibuka pada tahun 2012. Namun, rencana tersebut tertunda oleh krisis keuangan global dan anjloknya harga minyak, sehingga biaya akhir melonjak melebihi anggaran awal 654 juta dolar AS.

Selain itu, museum ini membayar ratusan juta dolar AS ke Prancis untuk penggunaan nama Louvre dan untuk peminjaman karya seni dan nasihat manajerial. Museum Louvre berada di tengara ibukota Prancis, Paris, dan menjadi museum seni terbesar di dunia, dengan jutaan pengunjung setahun.

Bangunan yang di rancang arsitek Prancis Jean Nouvel, mengingatkan pada kota Madinah di Arab Saudi. Kubah berlapis melindungi pengunjung dari panas yang mendidih, sambil membiarkan ruangan bersinar dengan cahaya alami.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement