Rabu 08 Nov 2017 18:25 WIB

JIC Gelar Studi Pengelolaan Wisata Religi Berbasis Masjid

Wakil Kepala Badan Manajemen JIC KH Khudrin Hasbullah membuka FGD  studi pengelolaan wisata religi berbasis masjid.
Foto: Irwan Kelana/Republika
Wakil Kepala Badan Manajemen JIC KH Khudrin Hasbullah membuka FGD studi pengelolaan wisata religi berbasis masjid.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jakarta Islamic Centre (JIC) mengadakan studi pengelolaan wisata religi berbasis masjid pada Oktober sampai November 2017. Terkait dengan studi tersebut, JIC menggelar diskusi kelompok terarah atau focus group discussion (FGD). Kegiatan tersebut diadakan di Ruang Audiovisual Masjid JIC,Tugu, Koja,  Jakarta Utara,  Rabu (8/11).

FGD tersebut dibuka oleh Wakil Kepala Badan Manajemen JIC Drs KH Khudrin Hasbullah MM. Para peserta yang hadir antara lain Kepala Sekretariat JIC Drs Ahmad Juhandi, Kepala Divisi Sosial Budaya JIC H Haerullah MSi, Kepala Divisi Pengkajian dan Pendidikan JIC H Rakhmad Zailani Kiki SAg, MM, Kepala Divisi  Infokom JIC Saryono Jahidi SSos, Kabag Umum JIC Sofyan Jamaluddin SpdI, dan  para peneliti yang ditunjuk oleh JIC.

FGD diadakan untuk mencari informasi pendahuluan sekaligus pembekalan  sebelum para peneliti tersebut terjun ke lapangan melaksanakan riset. JIC   mengundang nara sumber redaktur senior Harian Republika, Irwan Kelana,  menjadi nara sumber FGD tersebut.

Wakil Kepala Badan Manajemen JIC KH Khudrin Hasbullah menyambut baik kegiatan FGD tersebut. Menurutnya, FGD studi pengelolaan wisata religi berbasis masjid sangat strategis bagi JIC untuk memainkan peran sebagai perekat dan penghubung masjid-masjid yang ada di ibukota Jakarta, khususnya masjid-masjid yang punya nilai sejarah atau historis.

Misalnya Masjid Luar Batang, Masjid Si  Pitung, Masjid Tambora, Masjid Agung Sunda Kelapa dan sebagainya. “Karena itu, kami berharap para peneliti melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin. Ujung tombak hasil penelitian tersebut adalah data yang dikumpulkan oleh periset,” kata Khudrin Hasbullah.

Kepala Divisi Sosbud JIC Haerullah mengemukakan, kegiatan studi wisata religi berbasis masjid merupakan bagian dari program yang dikembangkan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam JIC sebagai upaya mengembangkan sentra religi yang berbasis pada masjid.

Seperti diketahui, masjid mengandung nilai-nilai keadaban yang menjadi sumbangsih dalam pembangunan manusia yang  seutuhnya. “Karenanya, kegiatan ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam tatanan peradaban yang di dalamnya terkandung nilai-nilai yang bersifat universal,” ujar Haerullah.

Ia menambahkan, pariwisata merupakan bagian kehidupan manusia yang tak terpisahkan, terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Dan kini wisata halal atau wisata Muslim terus berkembang pesat. Salah satu bagian dari wisata Muslim adalah wisata religi berbasis masjid.

“Melalui studi ini, kami berharap terbangun kesadaran pengembangan dakwah Islam melalui wisata religi yang berbasis masjid. Kami juga berharap mendapatkan gambaran yang jelas langkah-langkah mengembangkan model wisata religi yang berbasis masjid,” papar Haerullah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement