Senin 06 Nov 2017 13:04 WIB

OKI Menyeru Anggotanya Lindungi Warisan Budaya Islam

Rep: Fuji E Permana/ Red: Esthi Maharani
Organisasi Kerjasama Islam.
Foto: Wikimedia
Organisasi Kerjasama Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Organisasi Kerjasama Islam (OKI) baru saja meminta negara-negara anggota untuk melakukan tindakan yang harus segera dilakukan dengan cara yang tepat yakni melakukan tindakan untuk melindungi warisan budaya Islam yang tersisa.

Sekretaris Jenderal OKI, Dr Yousef bin Ahmed Al-Othaimeen membuat seruan tersebut dalam sebuah konferensi Internasional di Istanbul, Turki pada 1-2 November 2017. Sebuah konferensi yang membahas Aksi Islam untuk Perlindungan Warisan Budaya.

Dr Yousef dalam pidatonya yang disampaikan oleh Direktur Umum Urusan Sosial dan Keluarga OKI, Mehla Ahmed Talebna menyampaikan, menyeru kepada negara-negara anggota agar mengadaptasi cara-cara dan mekanisme Internasional untuk pelestarian warisan budaya secara keseluruhan. Juga untuk menyelamatkan dan memulihkan warisan yang terancam punah di negara-negara Islam.

Dia juga meminta peserta konferensi untuk mengembangkan kebijakan dan rencana perlindungan warisan budaya. Agar bisa diadopsi pada Konferensi Menteri Kebudayaan ke-10 yang akan diselenggarakan oleh Organisasi Islam, Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (ISESCO) di Khartoum, Sudan pada 21-23 November 2017.

Dr Yousef juga menekankan, OKI telah berkomitmen untuk menjadi benteng dan pelindung warisan budaya dan identitas Islam. Serta memberikan prioritas tertinggi untuk perlindungan warisan budaya di tempat-tempat suci. Menurutnya, pelestarian, perlindungan dan pengayaan warisan budaya akan berkontribusi untuk melawan distorsi citra Islam.

Mehla mengatakan, konferensi Internasional tentang warisan budaya di dunia Muslim diprakarsai oleh Sekretariat Umum OKI. Serta diadopsi oleh Konferensi Menteri Kebudayaan. Konferensi tersebut bertujuan untuk berkontribusi dalam melindungi identitas budaya dan memori peradaban Islam.

Ia melanjutkan, guna untuk pengetahuan sejarah, ilmu pengetahuan kuno, nilai universal, gagasan arsitektur tradisional, tradisi, dan lain-lain. "Kita perlu segera bergerak dengan tujuan menyelamatkan warisan budaya kita yang kaya," kata Mehla dilansir dari Arab News (6/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement