Jumat 03 Nov 2017 20:09 WIB

Nasyiatul Aisyiyah Pikul Amanat Lestarikan Nilai Luhur

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan.
Foto: MPR RI
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANJARMASIN -- Tanwir Nasyiatul Aisyiyah (NA) tengah berlangsung 3-5 November 2017 di Banjarmasin. Mengangkat tema besar Perempuan Muda Berkemajuan untuk Keadilan Sosial, NA diamanatkan untuk melestarikan nilai-nilai luhur Indonesia.

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Zulkifli Hasan yang mendapat mandat sebagai pembicara kunci, mengangkat paparan Gerakan Perempuan Muda Berkemejuan untuk Keadilan Sosial. Ia pun mengingatkan, Nasyiatul Aisyiyah harus memiliki setidaknya tiga kekuatan agar masa depan tidak diambil orang lain.

Pertama, ia berpesan, agar NA kuat kenegaraan dan kuat kedaerahannya, sehingga tahu betul-betul budayanya sendiri. Kedua, Zul menekankan, Nasyiatul Aisyiyah harus memiliki ilmu cerdas, cekatan, dan memiliki jaringan yang luas, tentu diiringi kepedulian dan rasa saling percaya dan saling menghormati.

"Ketiga, agar Nasyiatul Aisyiyah mampu melestarikan nilai-nilai luhur," kata Zulkifli di Gedung Sultan Suriansyah Kota Banjarmasin, Jumat (3/11).

Ia turut membagikan pandangannya selama ini tentang Muhammadiyah, yang selalu terbuka melayani bangsa Indonesia lewat amal-amal usaha yang dimiliki. Misalkan, bagaimana siapa saja bisa bersekolah di sekolah-sekolah Muhammadiyah, siapa saja bisa berobat ke RS Muhammadiyah. "Itu tanda Muhammadiyah sudah Bhineka Tunggal Ika," ujar Zulkifli.

Zulkifli menerangkan, menjadi pemeluk agama yang taat merupakan salah cara pula untuk menjadi warga negara yang baik. Artinya, prinsip-prinsip yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang mencintai Tanah Air, merupakan pula bagian dari iman.

Oleh karena itu, dia menekankan, paham kebangsaan merpakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki orang-orang Indonesia sendiri. Zulkifli berpesan, agar berbagai macam paham jangan sampai mengotak-atik bangsa, apalagi memecah-belah persatuan yang ada.v"Generasi zaman now harus kuat ke daerahannya, kokoh kebangsaannya, dan punya ilmu, cerdas, cekatan dan punya daya saing," kata Zul.

Bicara persoalan generasi, keluaga menjadi sangat esensial untuk dibahas, dan ini dikaji Nasyiatul Aisyiyah dalam menjalankan salah satu tanggunjawab sebagai putri Islam Muhammadiyah. NA merupakan generasi perempuan muda berkemajuan, ang konsisten terhadap masalah perempuan, anak dan keluarga.

Dalam Tanwir ini NA meluncurkan program unggulan yang digerakkan mulai dari kelompok sosial terkecil yaitu keluarga. Program Keluarga Muda Tangguh Nasyiatul Aisyiyah (KTMN) memiliki multiperspektif yang sangat proyektif, tentang pengembangan keluarga secara keluarga secara komprehensif.

Konsep ini berhasil digagas NA, sebagai upaya-upaya menyiapkan generasi Islam yang kuat di masa yang akan datang. KTMN menjadi gerakan NA yang paling nyata karena langsung menyentuh masyarakat dengan segala permasalahan dalam keluarga dimulai dari anggota-anggotanya.

Sebanyak 10 pilar yang menjadi akses terciptanya generasi yang kuat. 10 pilar itu di antarany kokoh akidah dan berahlakul karimah, sehat jasmani dan rohani, mandiri, keadilan dengan semangat Al Maun, kesetaraan akses, demokrasi, anti kekerasan, misi perdaaian, ramah lingkungan dan tanggap bencana.

Sejalan dengan itu, Ketua Umum PP Aisyiyah, Siti Noorjannah Djohantini menilai, NA menunjukkan perkembangan yang sangat dinamis dalam skala nasional. Ia merasa, tema itu menjadi indikasi kalau perempuan muda sudah dapat menjaga konsistensi, sebagai generasi Muhammadiyah.

"Perempuan muda berkemajuan menyadari peran dan fungsinya dalam menjalankan amar maruf nahi munkar," ujar Noor yang juga merupakan Ketua PP Muhammadiyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement