Kamis 02 Nov 2017 05:00 WIB

Benarkah Ada Viking Muslim?

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Agus Yulianto
Bangsa Viking/Ilustrasi
Bangsa Viking/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  Peneliti telah menemukan cincin perak Islam yang diduga digunakan oleh wanita Viking. Isu mengenai Viking muslim ini telah muncul ke permukaan sejak ditemukannya karakter bahasa Arab pada pakaian pemakaman Viking beberapa tahun lalu.

Seperti diberitakan pada 2015 lalu, berbagai penelitian tambahan mengungkapkan lebih banyak artefak yang mempertandakan interkonektivitas peradaban Eropa dan Islam. Penemuan tambahan menunjukkan kekayaan multikultural yang luas yang terletak di tempat-tempat yang terlewatkan seperti dalam bahasa-bahasa yang terlewatkan.

Dari Muslim Heritage, Rabu (1/11) dijelaskan, terdapat berita para peneliti di Swedia menemukan pola tenun dengan benang sutra dan perak yang mengeja kata-kata Allah dan Ali. Hal ini mengejutkan mereka dan menjadi pertanyaan: "Apakah bangsa Viking Muslim?"

Meskipun penemuan ini mendapat perhatian media yang lebih luas, namun penemuan itu sendiri seharusnya tidak diterima karena mengejutkan.

Perdagangan, pertempuran, dan banyak interaksi lain antara Muslim dan Viking dilaporkan telah terjalin sedemikian rupa, sehingga menemukan artefak dari gaya hidup mereka sehari-hari. Apakah Viking masuk Islam atau tidak, seharusnya dianggap biasa.

Orang bertanya-tanya apakah mereka memang disimpan dalam penyimpanan selama lebih dari 100 tahun, dibuang sebagai contoh khas pakaian pemakaman Viking Age, atau karena hal lainnya.

Meskipun diskusi seputar Viking yang menjadi Muslim tampaknya kontroversial bagi beberapa orang, sudah ada catatan bahwa orang-orang Viking masuk Islam jauh sebelum berita ini terungkap. Seperti yang pernah dibahas sebelumnya, terdapat sebuah komunitas Viking yang menetap, yang masuk Islam di tenggara Sevilla, terkenal karena memasok keju ke Cordoba dan Seville.

Sebuah memoar lain menyatakan, bahwa ahli geografi Muslim abad ke XVI Amin Razi menyebutkan bahwa: "Mereka (Viking) menganggap daging babi sangat berharga. Bahkan, mereka yang telah masuk Islam menginginkannya dan sangat menyukai daging babi. "

Mungkin pertanyaan yang lebih mendasar seharusnya adalah 'apakah orang-orang Viking itu, yang pakaian penguburannya memiliki prasasti Arab, adalah Muslim?' Jawabannya tentu saja, mengapa tidak.

Islam sama lazimnya pada masa Viking seperti sekarang ini. Indikator dari hal ini adalah dampak transmisi Ilmu Pengetahuan dari Timur ke Barat selama dan sebelum Renaisans.

Selain ilmu pengetahuan, ada juga pengaruh budaya, misalnya orang Eropa yang menggunakan busana seperti karpet, contohnya Raja Inggris Henry VIII (yang memerintah 1509-1547), diketahui memiliki lebih dari 400 karpet Islam. Dari kopi ke Aljabar, lebih banyak bukti dapat ditemukan dari pengaruh historis ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement