Ahad 29 Oct 2017 10:05 WIB

Gelombang Perkembangan Islam di Kuba

Suasana Havana di Kuba.
Foto: Desmond Boyland/Reuters
Suasana Havana di Kuba.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti

Mencapai jumlah 9.000 Muslim adalah prestasi besar, karena pada era 1990-an jumlah mereka hanya 12 orang.

Agama Islam diam-diam berkembang di Kuba. Sebanyak sembilan ribu Muslim beraktivitas dengan bebas di negara ini. Meskipun hanya bagian kecil, mereka cukup mempengaruhi kehidupan 11,3 juta warga negara yang dikenal dengan cerutunya.

Mencapai jumlah 9.000 Muslim adalah prestasi besar, karena pada era 1990-an jumlah mereka hanya 12 orang. "Islam akan tumbuh secara alami. Partai Komunis telah membuat keputusan untuk membuka pluralitas agama,"ujar Profesor

Ilmu Politik di Universitas Emory di Atlanta Michael Leo Owens sebagaimana diberitakan Newsweek.com.

Karena tidak ada sejarah Islam di Kuba, banyak Muslim di pulau itu adalah orang-orang yang baru masuk Islam. Mereka banyak menjalin komunikasi dengan Muslim dari berbagai negara, seperti Amerika, Eropa, dan Timur Tengah.

Meskipun menjadi bagian dari kelompok agama yang tumbuh paling cepat di dunia, laporan Pew Research Center memperkirakan populasi Muslim dunia akan meningkat 73 persen pada tahun 2050. Salah satu negara yang menjadi tempat berkembang Muslim adalah Kuba.

Pada awal 1990 segelintir warga Muslim di Kuba menghadapi kemungkinan penganiayaan oleh rezim tersebut karena telah mempraktikkan agamanya. Namun, sebagian besar berupaya mendapatkan perlindungan. Secara diam-diam mereka menjalankan keyakinannya. Saat itu hanya sedikit yang bisa mengajari mereka tentang Islam.

Sekarang mereka memiliki kepemimpinan, guru, dan masjid yang dibuka di Havana sejak Juni 2015. Pada saat pembukaan, pengurus masjid menyumbang pakaian Muslim kepada pria dan wanita dan juga anak domba kepada jamaah selama bulan Ramadhan.

Hajji Isa sebelumnya dikenal sebagai Jorge Elias Gil Viant, seorang Muslim dan seniman Kuba. Dia adalah mantan pustakawan Uni Arab-Kuba, sebuah organisasi budaya yang berbasis di Havana. Dia memperkirakan, ada sekitar 1.000 muslim Kuba. Kebanyakan dari mereka adalah keturunan imigran Muslim.

"Ini komunitas muda. Muslim dari luar negeri telah dan masih merupakan faktor penentu dalam perkembangan masyarakat Kuba. Siswa Muslim dari Afrika, Sahara Barat, Yaman, Palestina dan negara-negara Arab lainnya, memiliki pengaruh besar pada 1990-an. Banyak dari mereka berasal dari Pakistan," kata Isa dilansir dari Aljazirah.

Ini menurut Isa adalah komunitas muslim kecil. Mereka memiliki karakteristik yang berbeda. Karena jumlah muslim mulai tumbuh, bagaimanapun, orang menjadi lebih sadar akan Islam sebagai agama yang juga dipraktikkan oleh orang Kuba. Islam menjadi keyakinan yang turut mendukung pembangunan Kuba.

Orang-orang Moor dari Andalusia dibawa sebagai budak para penakluk Spanyol sejak tahun 1593. Selama berabad-abad berikutnya, baik pedagang Muslim maupun Kristen dari Timur Tengah tertarik ke Kuba dengan kekayaan alamnya. Negeri itu masyhur karena tanahnya yang subur. Hasil pertaniannya adalah gula yang banyak didagangkan.

Kebanyakan masyarakat di sana menetap di Havana atau sekitar Santiago de Cuba, kota terbesar kedua di ujung timur. Sebagian besar imigran Arab, baik Muslim maupun Kristen, meninggalkan agama mereka di Kuba.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement