Senin 23 Oct 2017 19:33 WIB

Pesantren Al Hikam Hadirkan 200 Ulama se-Indonesia

Kompleks Pesantren Al-Hikam, Depok, Jabar.
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Kompleks Pesantren Al-Hikam, Depok, Jabar.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pesantren Al-Hikam Kota Depok, Jawa Barat akan menghadirkan 200 ulama pesantren dan cendekiawan, dalam rangka Halaqah Nasional Ulama Pesantren Dan Cendekiawan Gerakan Dakwah Aswaja Bela Negara, sekaligus memperingati Hari Santri Nasional (HSN).

Pengasuh Pesantren Al-Hikam Yusron Ash-Shidqi di Depok mengatakan, kegiatan yang akan dibuka pada Selasa (24/10) sampai dengan 31 Oktober 2017.  Dia mengungkapkan, sejumlah tokoh dan pejabat diagendakan akan hadir seperti Menteri Pertahanan RI Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu, Menteri Sosial Khofifah Indra Parawansa dan lainnya.

"Pesantren Al-Hikam berupaya menjadi tuan rumah yang baik, melayani para tamu terlebih yang menjadi perserta adalah 200 Ulama Pesantren dan Cendekiawan dari seluruh Indonesia," ujarnya.

Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan khidmat Pesantren Al-Hikam bagi bangsa dan negara yang telah direncanakan oleh Alm KH Hasyim Muzadi bersama Menhan RI.  Dia mengungkapkan, salah satu tujuan kegiatan adalah menyinergikan pesantern dengan negara dalam upaya bela negara.

"Al-Hikam sebagai sebuah insitusi yang meneruskan perjuangan Abah dalam upaya menciptakan keamanan dan keutuhan NKRI. Melalui penguatan Aswaja, juga menjadikan sebagai upaya untuk bela negara,"  katanya.

Yusron menuturkan, bahwa tanggung jawab menjaga keamanan dan keutuhan NKRI bukan saja dari pemerintah atau aparat saja. Namun, menjaga keutuhan NKRI dan membela negara adalah tugas bersama.

"Ini adalah simpul yang ada di masyarakat yaitu pimpinan pesantren dari seluruh Indonesia dalam upaya mensinergikan diri untuk menjaga negara dan bangsa. Bentuk bela Negara itu, tidak saja dengan angkat senjata," katanya.

Namun, dengan membentengi diri dari ideologi, pemahaman yang tidak sesuai dengan landasan dan dasar negara Indonesia. Dengan memperkuat persatuan dan kesatuan, maka sikap apatis, anarkis dan berujung pada perpecahan dapat dihindari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement