Senin 23 Oct 2017 17:17 WIB

Hari Santri Nasional adalah Momentum Evaluasi Umat Islam

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Agus Yulianto
Musni Umar
Foto: Ist
Musni Umar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momentum Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober harus dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi bagi umat islam Indonesia. Namun, evaluasi tersebut harus dilakukan dengan menggunakan analisis mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan.

Sosiolog dan Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Musni Umar mengatakan,  umat Islam Indonesia lebih khusus lagi kaum Nahdiyin, masih memiliki banyak kelemahan terutama dalam bidang ekonomi dan sumber daya manusia. "Kedua bidang tersebut harus mendapat prioritas dalam partisipasi di bidang pembangunan," ujar Musni Umar kepada Republika.co.id, Senin (23/10).

Dia menilai, tidak boleh berpuas diri dengan adanya Hari Santri Nasional. Adanya Hari Santri Nasional merupakan sebagai bentuk pengakuan secara politik terhadap perjuangan kaum santri dalam mewujudkan dan mempertahankan kemerdekaan republik Indonesia.

Akan tetapi, kata Musni, yang amat penting ialah mengambil spirit Hari Santri Nasional untuk mewujudkan kemerdekaan dalam bidang ekonomi dan pendidikan.

"Tujuan bangsa Indonesia merdeka untuk mendapatkan perlindungan, kesejahteraan dan pendidikan, harus menjadi kesadaran bersama untuk diperjuangkan dan diwujudkan dalam kenyataan," kata Musni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement