Ahad 22 Oct 2017 04:28 WIB

Draft Kode Etik Siaran Dakwah di Media Elektronik Dekati Sempurna

Rep: muhyiddin/ Red: Budi Raharjo
Dakwah digital (ilustrasi).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Dakwah digital (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Ditjen Bimas Islam Kementrian Agama menutup kegiatan perumusan terkait kode etik siaran dakwah di media elektronik di Bogor, Sabtu (21/10). Kegiatan yang diselenggarakan selama tiga hari itu pun menghasilkan draft yang mendekati sempurna.

Penyusunan draft tersebut dipimpin oleh Kepala Bagian Organisasi, Kepegawaian, dan Hukum Ditjen Bimas Islam, Thobib Al-Asyhar. Setidaknya ada 40 peserta yang ikut dalam penyusunan draft itu yang di antaranya terdiri dari perwakilan MUI, NU, Muhammadiyah, KPI, dari TVRI, RRI, penyuluh agama, Kepala KUA, serta prakrisi dakwah.

"Alhamdulillah kita berada di puncak kegiatan kita setelah tiga hari berjibaku dan mewakafkan diri untuk berada di sini. Dan Alhamdulillah sudah mendapatkan draft yang mendekati sempurna," ujar Thobib saat menutup kegiatan tersebut di Bogor, Sabtu (21/10).

Menurut dia, pihaknya masih perlu untuk mematangkan lagi draft yang akan menjadi pedoman para dai tersebut. Draft itu juga masih akan disampaikan kepada Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. "Sudah mulai bagus kita akan matangkan dalam forum tertentu. Kita akan samapaikan kepada Bapak Menteri Agama sehingga ini akan menjadi pedoman para dai khususnya di media elektronik," ucapnya.

Dalam acara penutupan tersebut, Sekretaris Komisi Dakwah MUI, Ahmad Zubaidi menjadi pembicara. Menurut Zubaidi, kode etik untuk para dai tersebut sangat penting untuk mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat saat ini.

Menurut dia, permasalahan di masyarakat muncul lantaran para dai yang berdakwah di media elektronik saat ini banyak yang tidak sesuai dengan kompetesinya, sehingga dalam penyampaiannya kadang kurang beretika. Karena itu, menurut dia, butuh sebuah pedoman bersama.

"Karena itu, ini sangat penting. Apalagi acara inj juga yang diselenggarakan Kementerian Agama cukup baik. Dalam arti nanti mudah-mudahan bersinergi dengan MUI yang kita juga sudah punya pedoman dakwah," kata Zubaidi kepada Republika.co.id.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement